1 Pengertian Estetika menurut Herbert Read. Keindahan adalah suatu kesatuan hubungan formal dari pengamatan yang menimbulkan rasa senang. Pada umumnya orang mengatakan yang indah adalah seni, atau seni itu akan selalu indah, dan yang tidak indah bukanlah seni. Pandangan seperti ini akan menyulitkan masyarakat dalam mengapresiasi seni itu

Suatu karya tari dapat dikatakan indah jika? Diperagakan oleh seorang pneari Gerak tari diciptakan secara tegas Semua elemen sesuai dengan tema tari Banyak penonton yang melihat Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah C. Semua elemen sesuai dengan tema tari. Dilansir dari Ensiklopedia, suatu karya tari dapat dikatakan indah jika Semua elemen sesuai dengan tema tari. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Diperagakan oleh seorang pneari adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. Gerak tari diciptakan secara tegas adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban C. Semua elemen sesuai dengan tema tari adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban D. Banyak penonton yang melihat adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah C. Semua elemen sesuai dengan tema tari.

Menggunakanelemen-elemen ini akan menciptakan gerakan ritmis yang indah. Seni tari memiliki dua unsur yaitu unsur utama dan unsur pendukung. Unsur utama dalam seni tari. Jika suatu gerakan tidak dapat memenuhi ketiga elemen tersebut, maka tidak dapat dikatakan sebagai tarian. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada, maka aksi tersebut tidak

According to the medium, arts can be classified into the art of visual, the art of hearing, and the art of words. Those included in the art of visual are dance and fine art, in the art of hearing is music and in the art of words is poetry. This paper describes one of the art of the visual—dance, which use human body and its movement as a medium of expression. Fact shows that a dance performance exists due to the involvement of supporting elements such as visual disposition. Certain dances limit themselves to the supporting elements of costumes, make-up, property tools and musical instruments; others equip with stages, decorations, and lightings. Traditional dances—in particular—extensively equip themselves with supporting elements to show its characteristics. Thus, since dance requires the supporting element of visuals, it is reasonable to observe it as similar to the way we observe the object of fine art. The scope of observation for the supporting elements of dance performance may cover the whole visual events or just merely one of the scenes. Therefore, a contextual knowledge of both inside and outside can be fully grasped to form the background of the dance may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free ITB J. Vis. Art. Vol. 1 D, No. 2, 2007, 260-277 Received July 14th2007, Revised July 28th 2007, Accepted for publication August 21st 2007. Mengamati Aspek-Aspek Visual Pertunjukan Tari Sebagai Pengayaan Kajian Senirupa Anis Sujana Sekolah Tinggi Seni Indonesia -Bandung Abstract. According to the medium, arts can be classified into the art of visual, the art of hearing, and the art of words. Those included in the art of visual are dance and fine art, in the art of hearing is music and in the art of words is poetry. This paper describes one of the art of the visual—dance, which use human body and its movement as a medium of expression. Fact shows that a dance performance exists due to the involvement of supporting elements such as visual disposition. Certain dances limit themselves to the supporting elements of costumes, make-up, property tools and musical instruments; others equip with stages, decorations, and lightings. Traditional dances—in particular—extensively equip themselves with supporting elements to show its characteristics. Thus, since dance requires the supporting element of visuals, it is reasonable to observe it as similar to the way we observe the object of fine art. The scope of observation for the supporting elements of dance performance may cover the whole visual events or just merely one of the scenes. Therefore, a contextual knowledge of both inside and outside can be fully grasped to form the background of the dance performance. Keywords performance art; dancing; visual art. 1 Pendahuluan Dilihat dari cara apresiasi, seni dapat dipilah-pilah ke dalam dua kelompok besar yaitu „yang dilihat‟ seni penglihatan, visual dan „yang didengar‟ seni pendengaran, auditori. Seni yang dilihat yaitu seni tari dan seni rupa meliputi dua dan tiga dimensi, sedang yang termasuk seni yang didengar yaitu seni musik. Namun perlu dicatat bahwa adanya pemilahan menurut pengalaman inderawi ini semata didasarkan atas medium pokok yang digunakan oleh cabang-cabang seni itu, yaitu seni rupa menggunakan bahan yang menentukan ruang, bahan yang menentukan massa, dan bahan yang menentukan permukaan warna, seni tari menggunakan tubuh dan gerak dalam ruang, dan seni musik menggunakan bunyi yang tersusun menjadi nada-nada. Seni tari dituntut untuk menampilkan bentuk sebagai suatu kesatuan organis seperti juga halnya bentuk yang dituntut oleh seni rupa. Ungkapan-ungkapan berikut ini mengindikasikan bagaimana selayaknya tari memancarkan bentuk-bentuk visual Aspek-Aspek Visual Pertunjukkan Tari 261 “Koreografi adalah suatu seri gambar-gambar lukisan yang menjadi hidup…” La Meri. “Seperti halnya lukisan dibuat secara murni dengan pengisian ruang… begitu pula tari menciptakan suatu dunia kekuatan, dibuat kasat mata dari bangunan kenyal gerak-gerak maknawi” Langer. “A mobilized statue. It is not difficult to imagine a statu coming to life in a dance because so many statues already express a complete action, without the mobility of an actual dance Virgil. “… Bukankah seni tari memiliki juga „rupa‟ yang mengasyikan.. jadi kalau benar cara seseorang senirupawan itu menggunakan matanya, tentunya tidak ada salahnya pandangannya diarahkan ke karya tari” Soedarso Sp.. “Apabila suatu tarian dipotret maka akan hilanglah geraknya dan jadilah ia sebuah karya seni rupa” Soedarso Sp., . Pengalaman kesenirupaan dalam tari ditimbulkan oleh teknik tarian yang meliputi sikap badan yang tepat, arah bergerak yang tepat, ritme yang tepat, dan kualitas gerak atau rasa gerak yang tepat yang menandai keseluruhan tari [1]. Namun fakta menunjukkan bahwa sebuah pentas tari tidak hanya dibangun oleh teknik gerak melainkan juga oleh unsur visual lainnya. Pada jenis-jenis tarian tertentu unsur visual itu adalah kostum, rias, dan properti, dan pada jenis-jenis tertentu lainnya adalah panggung, dekorasi, berikut penataan cahayanya. Hal tersebut artinya bahwa pengalaman kesenirupaan itu tidak hanya ditimbulkan oleh semua yang menyangkut teknik yang tepat tetapi juga oleh semua unsur visual lain yang juga seharusnya tepat. Implisit bahwa pengamatan terhadap semua unsur visual tari menarik untuk dijadikan dasar pengamatan dengan pelbagai pendekatan. 2 Ekspresi Tari Jika komposisi utama seni rupa adalah bentuk dan ruang, maka seni tari muncul dalam gerak yang bergandengan dengan waktu. Oleh sebab itulah tari dikatakan juga sebagai temporal art, seni sesaat, yang hanya hadir secara inderawi sekali saja yaitu pada saat dipentaskan. Keindahan tari Topeng yang baru saja berlalu, umpamanya hanya dapat disaksikan kembali melalui rekaman. Tari, perwujudannya merupakan perpaduan seni gerak dengan seni lainnya yaitu musik vokal-instrumental, termasuk lirik lagu dan „artistik‟. Itulah sebabnya mengapa tari disebut multi-layer banyak lapis; dibangun oleh tiga 262 Anis Sujana fakta seni yaitu fakta musikal, fakta koreografis, dan fakta artistik. Fakta koreografis merupakan elemen kinestetik, fakta musikal merupakan elemen sonoris, dan fakta artistik merupakan elemen visual. Fakta koreografis, musikal, dan artistik yang tersaji dalam sebuah pertunjukan merupakan totalitas akumulasi dari ketiga elemen itu. Pada sebagian jenis tari tertentu seringkali kehadiran unsur-unsur pelengkap itu diabdikan sepenuhnya untuk kepentingan bentuk dan isi tari, dan pada sebagian jenis tari lainnya kedudukan unsur-unsur itu tidak menjadi subordinat tari. Musik tari, umpamanya, kehadirannya bisa sejajar paralel dengan tari, bahkan lebih dari itu kedudukan musik bisa menjadi landasan bagi adanya tari artinya dorongan menari itu muncul karena ada rangsang musik, tari ada dalam kerangka musik. Kemudian juga unsur kostum dan rias dalam jenis tari-tertentu sebatas untuk keindahan atau untuk menutup tubuh dan mempercantik penari, serta tidak bertujuan untuk memenuhi kebutuhan isi tarian. 3 Gaya dan Jenis Tari Tradisi Tari, pertama-tama dapat dibedakan antara „tradisi‟ dan tari „kreasi-baru‟. Tari tradisi dapat dipandang sebagai bentuk karya, gaya, konvensi tari yang direpresentasikan sebagai kelanjutan dari masa lalu ke masa kini. Tarian jenis ini seringkali bersifat anonim, tidak diketahui penciptanya karena merupakan hasil ekspresi kelompok masyarakat dan bukan oleh perorangan. Adapun tari kreasi baru adalah bentuk karya tari yang mengarah kepada kebebasan dalam pengungkapan. Sebagian tampak masih kental dengan bentuk-bentuk tradisinya pengembangan bentuk-bentuk tradisi dan sebagian lagi keluar sama sekali dari semua konvensi dan bentuk tradisi, dan dalam kaitan ini dapat dipandang sebagai bernafas tradisi khususnya, dalam tari Nusantara yang muti-kultur, tersebar pada pelbagai kelompok etnik. Oleh karena masyarakat etnik ini memiliki latar belakang sejarah, sistem sosial, dan nilai budaya yang satu sama lain berlainan maka bentuk-bentuk tarinya pun memiliki kekhasan masing-masing. Kekhasan ini pada gilirannya memunculkan „gaya‟ yang khas juga. Oleh sebab itulah dikenal pelbagai gaya tari etnik, umpamanya gaya Tari Sunda, gaya Tari Jawa, Dalam pendekatan modern muncul suatu kehendak untuk menyajikan sesuatu yang baru. Di sini yang disajikan adalah suatu karya cipta, yang nilai kebaruan atau keunikannya bertahap-tahap. Penari memerlukan teknik baru atau teknik yang khas. Penari harus terbiasa bebas untuk menjadikan instrumen yang sempurna sesuai dengan program yang dimasukkan ke dalam dirinya, yang dari waktu ke waktu dapat diganti. Setiap ciptaan baru itu memerlukan studi tersendiri baginya. Penonton hadir di sini mengharapkan suatu pengalaman imajinatif yang baru yang bersiap untuk membawa ke dalam tamasya kea rah yang tak terduga. Aspek-Aspek Visual Pertunjukkan Tari 263 gaya Tari Bali, dan gaya Tari Minang. Gaya ini pada dasarnya ditunjukkan oleh kekhasan dalam pelbagai bentuk. Beberapa pengamat yang pernah menjelajahi kebudayaan etnik di Indonsia dapat dengan mudah membedakan satu gaya dari gaya lainnya. Claire Holt mengatakan “Show me how you dance and I’ll know where are you from…” [2]. Secara umum, seni tari dapat dipilah-pilah berdasarkan konsep „tradisi-besar‟ dan „tradisi-kecil‟, yang dalam konteks budaya Jawa sering disebut sebagai „alus-kasar‟. Jenis tarian termasuk ke dalam tradisi besar alus adalah tari-tarian yang dipelihara dan dikembangkan di keraton-keraton atau bentuk-bentuk stereotip keraton, tari keraton, sedang yang termasuk ke dalam tradisi-kecil kasar adalah tari-tarian yang tersebar di kalangan rakyat tari rakyat. Dalam ranah tradisi besar dan tradisi kecil, tari dapat dipilah-pilah lagi berdasarkan fungsi sosialnya yaitu untuk upacara, hiburan, dan tontonan. Tari upacara ritual dance secara singkat dapat dijelaskan sebagai tari yang hadir dalam upacara-upacara ritual, dan lebih dari itu „tari adalah upacara itu sendiri‟.Pada jenis tari ini hampir semua unsur yang mendukungnya bersifat simbolis yaitu merujuk kepada maksud ritualnya. Tari sosial social dance secara singkat dapat dijelaskan sebagai tari yang secara murni untuk tujuan hiburan pelepas lelah. Jika tarian jenis ini hadir kerap hadir pada upacara, maka kedudukannya sebagai wahana saja, dalam kata lain tidak identik dengan upacara itu sendiri. Adapun tari tontonan theatrical dance secara singkat dapat dijelaskan sebagai tari yang garapannya khusus untuk pertunjukan performing art. Menurut Edi Sediawati, dalam pendekatan timur tujuannya untuk mengungkapkan kenikmatan yang sudah dikenal rasanya. Penonton bertujuan „mencari rasa‟. Mereka mengunjungi pertunjukan-pertunjukan yang menyajikan gaya tari yang telah dikenalnya benar. Ia ingin mengulang pengalaman rasa yang telah pernah dinikmatinya. Ia datang untuk menjemput suatu kebutuhan kebutuhan untuk merasakan sesuatu yang indah. Sesuatu yang indah menurut kriteria yang telah disepakati [1]. Khusus yang tergolong tari tradisi untuk tontonan ini, pada beberapa etnik dikenal pemilahan berdasarkan perwatakan karakter manusia. Di Jawa, Konsep „tradisi-besar‟ dan „tradisi-kecil‟ diperkenalkan antara lain oleh Robert Redfield periksa Robert Redfield The Little Community, Peasant Society and Culture, 1956. Dalam konteks kebudayaan Jawa khususnya, konsep tradisi besar-dan tradisi kecil ini tergambar pada konsep „alus dan kasar‟ kebudayaan keraton di satu sisi dan kebudayaan rakyat di sisi lain periksa Umar Kayam Seni Traidisi, Masyarakat, 1981. Pada pada tataran seni kesenian Th. Pigeaud membedakannya ke dalam hoofkunst dan volkkunst peirksa Th. Pigeaud dalam Javaanse Volksvertoningen, 1938. Secara menonjol tarian jenis ini muncul pada masyarakat primitif. Pada masyarakat ini dikenal pelbagai jenis tari upacara umpamanya fertility dance, medicine dance, war dance, marriage dance, funeral dance, dan lain-lain. Periksa Curt Sach dalam World History of The Dance. 1963. New York The Norton Library Norton & Company-Inc. 264 Anis Sujana umpamanya dikenal tari-tarian puteri, putera halus, putera gagah, cantrik, dan panakawan. Di Sunda dikenal tari-tarian jenis liyep, lanyap, gagah, dan danawa. Pada tari-tarian Topeng Cirebon tahapan-tahapan ini terungkap dalam Tari Panji, Pamindo, Rumiang, Tumenggung, dan Klana. Selain itu yang termasuk tari tontonan ini seringkali mengusung tema dramatik, namun demikian ada juga yang sekedar menampilkan keindahan gerak saja. Tarian yang tergolong ini contohnya tari-tarian dalam kelompok tari pergaulan yang karena semakin meremit sophisticated seringkali diangkat sebagai tari tontonan. Gambar 1 Beberapa tari yang didominir oleh „kehendak‟ a Tari pergaulan Ketuk Tilu dari Jawa Barat b; tari upacara perkawinan pada masyarakat Mentawai c; Tari magis Sanghyang Dedari dari Bali Sumber Indonesia Indah, Tari-tarian Tradisional Indonesia. Jika tarian itu merupakan ekspresi jiwa, maka jiwa itu tidak hanya aspek rasa, tetapi juga ada aspek-aspek lain yaitu kehendak dan akal. Dalam kaitan ini dikenal lagi penggolongan tari menurut isi kejiwaan itu yaitu ada tarian yang didominir oleh rasa atau emosi, kehendak atau kemauan, ada yang oleh fikiran. Aspek-Aspek Visual Pertunjukkan Tari 265 Gambar 2 Dua adegan pada jenis tari klasik a Langendryan, Tari Srimpi. Sumber Indonesia Indah Tari-tarian Tradisional Indonesia. Gambar 3 Adegan-adegan pada karya-karya tari kontemporer a Areinam, karya Farida Oetoyo; b Putih Kembali, karya Farida Feisol; c Are You A Good Witch or A Bad Witch, karya Sen Hea Ha; dan d Diri-Tari Wangsul, karya Rini Endah S. Sumber Indonesian Heritage Performing Arts, dan Gong Media, Seni, dan Pendidikan Seni. Tari-tarian yang didominasi oleh kehendak adalah tari-tarian yang bersifat magis dan sakral. Pada tarian jenis ini gerak-gerak yang diciptakan ditujukan untuk maksud-maksud tertentu seperti mendatangkan hujan, mengalahkan musuh berburu binatang, kelahiran, perkawinan, kematian dan sebagainya. Tari-tarian yang didominir oleh kehendak ini juga terdapat pada tari-tarian 266 Anis Sujana keagamaan dan tari-tarian bergembira yang lazim disebut tari sosial atau tari pergaulan. Kemudian tari-tarian yang banyak dipengaruhi oleh akal, dan tujuannya lebih banyak mengarah ke seni tontonan performing art adalah tari klasik. Pada tari klasik tampak sekali adanya pola dasar yang ajeg, hingga seolah-olah ada peraturan yang mengikat. Ukuran keindahan pada tari klasik tidak hanya terletak pada kemampuan ungkapan gerak itu untuk memuaskan perasaan penonton, tetapi ditentukan pula oleh benar atau tidaknya tari itu dibawakan atas dasar pola yang telah ditentukan. Ini pun tidak terbatas pada teknik bergerak penarinya tetapi ini meliputi semua unsur yang menunjangnya. Terakhir adalah tari-tarian yang dalam pengungkapannya didominasi oleh emosi atau rasa, hal demikian banyak ditemukan pada tari-tarian modern. Pada tari modern ada arah untuk bebas dari tradisi, bebas mengungkapkan gerak-gerak yang tidak diharuskan oleh pola-pola yang sudah ada. 4 Sikap dan Gerak Tari Suatu aktivitas tubuh dapat dikatakan tarian bilamana aktivitas itu merupakan rangkaian pelbagai bentuk gerak gerak-tari. Gerak-gerak itu sendiri terwujud karena adanya perpindahan-perpindahan suatu sikap tubuh tertentu ke sikap tubuh lainnya. Gambar 4 Sikap-sikap berdiri pada Tari Bali jenis putri a Tari Oleg Tambulilingan; dan b Tari Pendet Sumber Indonesia Indah, Tari-tarian Tradisional Indonesia, dan Indonesian Heritage Performing Arts. Sikap dalam konteks tari adalah suatu pose atau posisi tubuh dalam keadaan diam. Posisi diam ini menampilkan wujud yang bermacam-macam. Bisa tampak depan, samping, dan juga belakang. Dilihat dari posisi badan beserta anggotanya bisa simetri, a simetri. Dari sikap ini dapat dilihat juga ekspresi „penarinya‟ penuh vitalitas, lemah, dan sebagainya. Dalam pandangan ini, bilamana suatu potret atau lukisan diberi judul tari maka yang sebenarnya buka Aspek-Aspek Visual Pertunjukkan Tari 267 tari melainkan sebuah pose diam yang mungkin merupakan awal, tengah, atau akhir dari sebuah frase gerak tari. Gerak dalam konteks tari dapat dipilah-pilah ke dalam dua jenis 1 Gerak-gerak murni pure-movement, yaitu gerak-gerak yang dibuat sedemikian rupa untuk maksud-maksud tertentu; dari maksud yang jelas bisa mudah dirasakan sampai kepada maksud yang simbolis atau abstrak yang agak sukar atau sering sukar sekali dimengerti, dilakukan semata-mata untuk kepentingan keindahan; 2 Gerak-gerak maknawi gestur yang distilasi yaitu gerak sehari-hari atau wantah yang dirubah menjadi gerak yang tidak wantah, baik dengan cara diperhalus maupun dirombak, didistorsi. Kedua jenis gerak tari ini lazim disebut sebagai elemen kinestetik, maksudnya elemen-elemen gerak manusia yang telah diberi bentuk ekspresif, yang diungkapkan manusia untuk dinikmati dengan rasa [3]. Gambar 5 Sikap berdiri pada Tari Jawa jenis putri, Tari Srimpi Sumber Indonesia Indah, Tari-tarian Tradisional Indonesia. Satu atau beberapa pose dan/atau beberapa motif gerak yang dipotret atau dibuat seri, animasi dimungkinkan dapat diterangkan aspek bentuk dan pelbagai konteks yang melatar-belakanginya. Tiada lain karena pada tari-tari tradisional beberapa di antaranya memiliki ciri-ciri tertentu, sekaligus melandasi „keindahan‟ tarian yang dimaksud. Tari Bali umpamanya, ciri-ciri pokoknya tergambar pada posisi kaki, badan, dan kepala yang „keseimbangannya‟ dapat 268 Anis Sujana diukur secara matematis. Telapak kaki menyudut 45 derajat pilak atau tapak sirang dan sejajar kembang pada. Posisi badan diberi ciri oleh terjadinya konstraksi bagian perut, pinggang, dan dan dada. Perut dikempiskan, dada dibusungkan, pundak diangkat dan ditekan untuk menghasikan tubuh yang cengked [4]. Tari Jawa jenis klasik banyak meragakan langkah-langkah kecil, tungkai tertutup, lengan tidak terangkat tinggi, dan sebagainya. Sebaliknya tarian jenis putra banyak meragakan langkah agak lebar, tungkai agak terbuka, lengan terbuka, dan sebagainya [5]. Gambar 6 Sikap duduk dan berdiri pada Tari Gaya Minang jenis putra a Tari Galombang; b Tari Silek Sumber Indonesian Heritage Performing Arts, dan Tari-tarian Indonesia Indah. Tari Minangkabau memperlihatkan dasar sikap berdirinya mengambil sikap pencak-silat. Geraknya selalu menunjukkan ketajaman, ketepatan arah dalam kerangka bentuk-bentuk yang bergaris jelas. Suasana rasa yang menjiwai gaya Minang ini adalah kewiraan, yang ditandai oleh pergelaran gerak-gerak yang serba efektif, mengisyaratkan serangan dan tangkisan [1]. Kemudian juga jenis tarian rakyat dalam jenis tari pergaulan social dance. Secara umum para penari perempuan sering menonjolkan gerak-gerak dada dan Aspek-Aspek Visual Pertunjukkan Tari 269 pinggul sehingga terkesan sensual dan erotik, sedangkan penari laki-lakinya banyak menggunakan gerak-gerak silat yang ditunjukkan oleh kuda-kuda yang lebar dan kokoh, badan agak membungkuk, lengan dan telapaknya terbuka dan/atau tertutup ngepal. Gambar 7 Pelukisan salah satu motif gerak pada Wayang Wong Tipe Kinantang Dhengklik melalui lambang-lambang piktoral Notasi Laban Sumber Wayang Wong Dramatari Ritual Kenegaraan di Keraton Yogyakarta. 5 Kostum, Rias dan Properti’ Kostum Dalam lingkup dunia tari, kostum dapat dikatakan sebagai segala sesuatu yang membungkus menutup tubuh penari. Sesuai dengan proporsi tubuh, maka kostum pun memiliki bagian-bagiannya yaitu bagian kepala penutup kepala, badan bagian atas baju, dan badan bagian bawah kain dan celana. Pada jenis-jenis tari dalam „tradisi besar‟ dan tematik bertema, teateral, kostum dirancang tidak sebatas maksud-maksud artistik tetapi lebih dari itu memiliki tujuan lain yakni menunjukkan identitas peran. Oleh sebab itulah peran-peran tertentu dapat ditemu-kenali melalui bentuk-bentuk penutup kepala umpamanya binokasih, sekar klewih, gelung supit urang, gelung keling, 270 Anis Sujana udeng dan iket, atau dari motif kain yang dikenakannya umpamanya rereng alit, rereng ageung, barong, dan parang rusak dan lain-lain. Gambar 8 Jenis-jenis penutup kepala makuta, mahkota pada Wayang Wong di Priangan. a Makuta Binukasri untuk putra; b Makuta Binukasri untuk putri; c,d Makuta Gelung Pelengkung untuk putra Sumber Wayang Wong Priangan, Kajian Mengenai Pertunjukan Dramatari Tradisional di Jawa Barat. Pada jenis-jenis tari non-tematik kostum dirancang bersahaja. Namun begitu aspek-aspek kenyamanan fisiologis bagaimanapun menjadi pertimbangan, yang oleh sebab itu memiliki tujuan pragmatis. Untuk tari-tarian hiburan, umpamanya, penari perempuan mengenakan kain yang didisain lebar, tiada lain untuk maksud-maksud bergerak bebas, mengangkang, dan lain-lain. Rias Rias adalah segala sesuatu yang „melumuri‟ wajah dan juga bagian tubuh lain penari. Pada tari-tari tradisional yang bertema, seperti halnya kostum, rias berfungsi untuk menjelaskan identitas peran. Pada tari-tarian putri, rias tertentu akan membedakan putri yang berkarakter halus dari putri yang berkarakter lincah. Hal ini bisa diamati dari bentuk alis umpamanya bulan sapasi dan cagak, dan jambang umpamanya mecut. Pada tari-tarian putra juga demikian. Ketebalan kumis, bentuk jambang, akan membedakan karater pria tetentu dari pria lainnya. Jelas di sini bahwa rias memiliki sistem perlambangan. Aspek-Aspek Visual Pertunjukkan Tari 271 Pada tari-tarian non-tematik bentuk rias sering dikatakan sebagai „rias cantik‟ untuk mempercantik diri. Properti Properti dalam dunia tari adalah benda-benda yang digunakan sekaligus digerakkan oleh penari. Dalam tari-tarian tradisional keraton maupun kerakyatan yang tergolong properti itu banyak ragam dan jenisnya, dan yang paling umum di antaranya selendang dan kipas. Khusus di lingkungan keraton di Jawa banyak tari-tarian menggunakan properti dalam bentuk senjata seperti keris, panah, tombak beserta perisainya. Gambar 9 Selendang dipakai oleh pelbagai jenis tarian menurut gaya etnik sub-kultur, keraton-rakyat, tradisi-kreasi-baru, upacara, pergaulan, dan tontonan, ataupun sebagai refleksi dari kehidupan sehari-hari wanita masa lampau. Foto reproduksi Indonesia Indah, Tari-tarian Tradisional Indonesia, Indonesian Heritage performing Arts, dan Pakaian Tradisional Daerah Jawa Barat. 272 Anis Sujana Sekalipun sebutan, bentuk, ukuran yang berbeda-beda penggunaan selendang ditemukan pada hampir semua tari-tarian etnik di Nusantara, terutama tari yang dipengaruhi langgam India atau pengaruh Melayu. Kipas „Cina‟ ditemukan pada beberapa jenis tarian Bali, tetapi bentuk yang sama juga ditemukan pada Topeng Betawi. Gambar 10 a Properti‟ Kipas pada beberapa gaya-tari Tari Pakarena dari Sulawesi; b Tari Kipas Krui dari Lampung Barat; c Tari Srimpi dari Jawa Tengah; dan d Tari Legong dari Bali Sumber Indonesia Indah, Tari-tarian Tradisional Indonesia. Bilamana kedok topeng dapat dimasukkan ke dalam properti, maka gejala ini umum juga ditemukan pada beberapa etnik di nusantara. Persoalan semakin menarik ketika genre Tari Topeng yang berlatar cerita Panji tidak hanya ditemukan di Cirebon, tetapi juga di Jawa Timur Madura dan Malang, dan bahkan Kalimantan, namun bentuk dan warnanya dalam beberapa hal berlainan. Warna topeng untuk tokoh Panji, umpamanya, di Cirebon dan Malang berbeda. Aspek-Aspek Visual Pertunjukkan Tari 273 Belum lagi oramen-ornamen lainnya bentuk hidung, bentuk mata, bentuk mulut. Di Jawa Timur Malang dan Madura tari topeng menggunakan pelbagai penutup kepala seperti sasra, gelung supit urang, gelung keling, gelung gembel, sedang Topeng Cirebon menggunakan tekes sobrah dengan bermacam-macam bentuk dan ukurannya umpamanya sirih secandik, merang sagedeng, dan lain-lain. Gambar 11 Pelbagai bentuk dan warna topeng pada a Tari Topeng Sidakarya, Bali; b Topeng Madura; dan c Topeng Cirebon Sumber Indonesian Heritage Performing Arts. 6 Alat-alat Musik Iringan Tari Tari tradisional, jenis, fungsi, dan gaya manapun, umumnya diiringi musik, baik dalam fungsinya sebagai ilustrasi, sound-effect, maupun sekedar pengisi aksen gerak. Musik tari pada beberapa gaya tari etnik di Indonesia umpamanya Jawa, Sunda, dan Bali menggunakan orkestra gamelan. Beberapa gaya tari 274 Anis Sujana lainnya, terutama gaya etnik-etnik yang pengaruh Melayu-nya cukup kuat, menggunakan orkestra „musik barat‟. Dan sebagian etnik lain cukup menggunakan satu atau dua instrumen khas lainnya. Kemudian apabila dilihat dari sumber bunyi dan cara memainkannya, alat-alat musik itu dapat dipilah-pilah setidaknya ke dalam empat, yaitu alat gesek, alat tiup, alat pukul dan alat tepuk. Pada gilirannya keempat jenis alat yang berlainan itu menampilkan wujud bentuk-nya yang berlainan pula. Bahkan dari setiap jenis alat itu dapat ditemukan berpuluh-puluh bentuk dan wujudnya. Gambar 12 Pelbagai bentuk pencon dan alat tepuk, a Gong pada gamelan di Banjarmasin; b Gong, Kecer, dan kethuk pada gamelan Jawa; c Nggo dari Flores; d Macam-macam gendang pada masyarakat Sumba, Bugis, dan Kalimantan; e Alat tepuk pada kesenian Tabuik Sumber Indonesia Indah, Tari-tarian Tradisional Indonesia, dan Indonesian Heritage Performing Arts. Salah satu bentuk alat musik tradisional yang sering ditemukan pada musik daerah itu berupa bilah dan pencon. Dilihat dari bentuknya bilah berupa lempengan pipih segi-empat, sedang pencon berupa bulatan berongga yang di bagian permukaannya „menyembul‟ bulatan yang lebih kecil. Bilah dan pencon dengan matrial dari logam besi atau perunggu ini disusun dan diletakkan dalam suatu ancak seperti tampak pada saron, peking, bonang, rincik, dan ketuk, dan khusus pencon dalam wujudnya yang lebih besar tampak pada kempul dan goong cara penyimpanannya digantung. Dengan demikian dari alat Aspek-Aspek Visual Pertunjukkan Tari 275 musik ini kita bisa mengamati bukan hanya wujud dari sumber bunyinya tetapi wujud dari di mana sumber bunyi itu diletakkan; pada kenyataannya tempat penyimpanan alat musik itu menemukan bentuk-bentuk yang khas yang juga tidak kalah menariknya. Perhatikan antara lain gangsa, jublag, jegog, kantil, terompong, dan reong pada orkestra gamelan Bali. 7 Pentas Pentas merupakan „kanvas‟ pertunjukkan tari. Pentas merupakan ruang untuk mengekspresikan tari dan bukan semata-mata ekspresi penarinya, seperti Langer mengatakan A dance is not a symptom of a dancer’s feeling, but an expression of its composers’s knowledgw of many feelings [4]. Melalui pentas dapat ditemukan wujud dan bentuk-bentuk khas pula. Pementasan tari-tarian tradisional yang tematik khususnya dilaksanakan pada pentas permanen yaitu menyatu dengan gedung pertunjukan teater. Dari pentas pengaruh barat ini seringkali dibuatkan back-drop yaitu sejenis dekorasi yang menggambarkan di mana adegan tengah berlangsung. Pada pertunjukan Wayang Wong umpamanya, seringkali back-drop itu merupakan lukisan realistis, baik yang menggambarkan bagian dalam maupun bagian luar keraton taman, hutan, dan lain-lain. Demikian juga dekorasi tiga dimensi lainnya umpamanya kursi dibuat serealistis mungkin. Andai Wayang Wong sekarang jarang dipentaskan maka pentas serupa itu dapat dilihat pada pementasan Sandiwara Cirebon Masres. 8 Tata-Cahaya Cahaya termasuk ke dalam aspek visual, sekalipun tak bisa diraba namun dapat ditangkap oleh indera mata. Dalam hal ini mata dapat menangkap cahaya berwarna-warni menyebar, terkesan bergaris, terfokus, bergerak, meloncat-loncat, menguat dan melemah, dan lain-lain. Cahaya mampu berbuat banyak dalam pentas menegaskan ekspresi, memperkuat volume, atau pun memberikan aksentuasi. Tata-cahaya dapat difahami sebagai sistem pencahayaan yang memiliki artifisial buatan melalui lampu dan muatan listrik yang dipergunakan untuk keperluan penerangan panggung atau untuk tujuan-tujuan khusus guna membantu suatu penampilan dalam kebutuhan pertunjukan. Tata-cahaya sangat membantu penonton dalam pemusatkan perhatian terhadap obyek tontonannya, dan dengan cahaya juga penari dapat mengkonsentrasikan dirinya pada wilayah dan suasana yang diinginkan. Dalam tata-cahaya dibicarakan persoalan yang berhubungan dengan fungsi penataan-cahaya dalam suatu pertunjukan, peralatan instrument lampu, dan tentu seorang operator tata-cahaya yang mumpuni. 276 Anis Sujana Seperti halnya stage, penataan cahaya untuk sebuah pementasan tari tradisi merupakan pengaruh dunia barat. Tari-tarian tradisional sekarang terutama yang tematik dan diangkat ke pentas gedung pertunjukan telah meniscayakan pula atas penggunaan tata-cahayanya. Pada tari-tarian teateral ini cahaya tidak sebatas menerangi tetapi lebih dari itu untuk menyinari. Hal ini berbeda dengan masa lampau di mana tari tradisi dalam fungsi apapun tidak mengenal tata-cahaya. Gambar 13 Aspek penataan cahaya pada tari-tarian bertema, kontemporer. a Max Havelaar, karya Miroto; dan b Di Pematang, karya Boi G. Sakti. Di masa lampau jenis tari-tari sosial dan upacara cukup menggunakan ancog sebagai alat penerang. Pada waktu teknologi lampu semakin canggih ancog itu berubah ujud sebatas pada lampu pijar. Di sini tidak ditemukan lampu khusus dalam bentuk lantern instrument lampu yang biasa dipakai untuk pertunjukan. Kita tidak menemukan teknologi canggih seperti terlihat dalam spotlight, dimmerlight, dan follow spotlight. Pada tarian jenis ini aspek penataan cahaya tidak menjadi utama. Lampu penerang diadakan sebatas keperluan untuk menerangi dan bukan untuk menyinari. Namun bilamana jenis tarian ini sewaktu-waktu ditampilkan di gedung pertunjukan maka kadang-kadang ditemukan jenis lampu efek effect-light yang khusus digunakan untuk menciptakan efek-efek tertentu serta dipandang mampu menambah keindahan pertunjukan. Jenis lampu efek yang ditemukan adalah Mirror-ball. Lampu jenis ini mampu memberikan pantulan-pantulan ke berbagai arah sekalipun Aspek-Aspek Visual Pertunjukkan Tari 277 intensitasnya tidak begitu kuat dan tajam. Suasana yang diinginkan oleh lampu ini adalah suasana ramai dan terutama untuk mendukung hingar-bingar bunyi musik beserta para pelaku tari yang memberikan efek psikologis bagi yang melihatnya. 9 Penutup Kenyataan lapangan menunjukkan bahwa sebuah pentas tari tidak hanya dibangun oleh teknik gerak melainkan juga oleh unsur visual. Pada jenis-jenis tarian tertentu unsur visual itu adalah kostum, rias, dan properti, dan pada jenis-jenis tertentu lainnya adalah panggung, dekorasi, berikut penataan cahayanya. Hal tersebut menunjukkan semua unsur visual menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan dari sebuah pagelaran tari. Fenomena visual ini membuka wilayah kajian baru dalam bidang senirupa. Demikian pula adanya kesadaran bahwa tari bersifat visual, maka seorang koreografer dalam mencipta karya tari perlu dibekali oleh pengetahuan tentang kaidah-kaidah seni rupa. Seperti halnya dalam happening art, seniman perlu melatih tubuhnya agar kelihatan lentur, kokoh, dan mampu mengisi dan menjelajahi ruang sehingga kesan-kesan visual tidak hanya dimunculkan oleh benda-benda yang tidak bergerak atau digerakkan tetapi juga oleh tubuh yang bergerak dengan teknik yang baik. Daftar Pustaka [1] Sediawati, Seni Pertunjukan Indonesia, Sinar Harapan, 160. [2] Holt, Claire. 1967. Art in Indonesia Continuities and Change, Ithaca New York Cornell University Press, h 97. [3] Langer, Suzanne K. 1967. Problems of Arts Ten Philosophical Lectures, New York Charles Scribner‟s Sons, [4] Dibia, I Wayan. 1996. “Prinsip-prinsip Keindahan Tari Bali” dalam Seni Pertunjukan Indonesia, Jurnal MSPI Th. VII. Surakarta MSPI, h 102. [5] Soedarsono. Sejarah Visualisasi Karakter Dalam Tari Jawa Yogyakarta, Yogyakarta Proyek Javanologi, ... And other studies relating to the dance artifacts such as Bedoyo Ketawang Dancer's Dodot costume [10], Reog Ponorogo mask [11], and Cross Gender attempts by Didik Nini Thowok [12], legitimation of Mataram leaders through Bedhaya Ketawang dance [13] B. Technological Approach in Dances There are already some studies that use technological approach toward Indonesian traditional dances. Some of the examples are dance modeling, learning, recognition of Aceh Traditional Dances using HMM [14], Traditional Dance Digitalization using HMM [15], Balinese Dances performance evaluation [16], and spatial information system of Indonesian traditional dances [17], and dances visual aspects [18]. ...Mega JasminIvan KurniawanGlobalisasi merupakan akselarasi yang mempengaruhi kehidupan. Arus globalisasi membawa masyarakat menuju budaya universal. Budaya universal merupakan seluruh peradaban budaya yang ada dimuka bumi. Permasalahan yang ditemukan yaitu, budaya universal dapat mengikis budaya tradisional serta rendahnya informasi bertema Tari Piring. Objek rancangan pada laporan tugas akhir ini yaitu Tari Piring serta remaja yang sedang menempuh pendidikan sekolah menengah. Solusi untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah mendokumentasikan kearifan lokal menganai pentingnya aset karya intelektual yang tidak terdokumentasikan. Caranya dengan memaanfaatkan media buku sebagai jendela ilmu pengetahuan. Dengan demikian, remaja bisa mendapatkan informasi pengetahuan mengenai Tari Piring Sumatra Barat dan dapat mewariskannya ke generasi penerus bangsa Pertunjukan Indonesia, Sinar HarapanEdi SediawatiSediawati, Seni Pertunjukan Indonesia, Sinar Harapan, Keindahan Tari Bali" dalam Seni Pertunjukan IndonesiaI DibiaWayanDibia, I Wayan. 1996. "Prinsip-prinsip Keindahan Tari Bali" dalam Seni Pertunjukan Indonesia, Jurnal MSPI Th. VII. Surakarta MSPI, h of Arts Ten Philosophical LecturesSuzanne K LangerLanger, Suzanne K. 1967. Problems of Arts Ten Philosophical Lectures, New York Charles Scribner"s Sons,
Jikakedua hal di atas sudah terdapat dalam suatu karya tari, karya tari tersebut dapat dikatakan indah. Sebagai contoh, karya tari yang mengambil tema tokoh Gatotkaca. Untuk penyusunan gerak tarinya, haruslah gerak yang gagah dan tegas. Selain itu, iringan tari yang dibuat harus terkesan bersemangat agar karya tari tersebut dapat dikatakan indah.
Diperagakan oleh seorang pneari Gerak tari diciptakan secara tegas Semua elemen sesuai dengan tema tari Banyak penonton yang melihat Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah C. Semua elemen sesuai dengan tema tari. Dilansir dari Ensiklopedia, suatu karya tari dapat dikatakan indah jika Semua elemen sesuai dengan tema tari. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Diperagakan oleh seorang pneari adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. Gerak tari diciptakan secara tegas adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban C. Semua elemen sesuai dengan tema tari adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban D. Banyak penonton yang melihat adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah C. Semua elemen sesuai dengan tema tari. Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.
1 Suatu karya tari dapat dikatakan indah jika . a. Diperagakan oleh seorang penari profesional b. Gerak-gerak tari diciptakan secara tegas c. Semua elemen sesuai dengan tema tari d. Banyak penonton yang melihat 2. Penjajakan atau pencarian gerak untuk memperoleh gerak sesuai dengan keinginan disebut . gerak. a. Penggambaran b. Properti c. Evakuasi d.
Maret 4, 2023 Kesenian 22 Views Suatu karya tari dapat dikatakan indah jika? Diperagakan oleh seorang pneari Gerak tari diciptakan secara tegas Semua elemen sesuai dengan tema tari Banyak penonton yang melihat Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah C. Semua elemen sesuai dengan tema tari. Dilansir dari Ensiklopedia, suatu karya tari dapat dikatakan indah jika Semua elemen sesuai dengan tema tari. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Diperagakan oleh seorang pneari adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. Gerak tari diciptakan secara tegas adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban C. Semua elemen sesuai dengan tema tari adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban D. Banyak penonton yang melihat adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah C. Semua elemen sesuai dengan tema tari.
Senitari merupakan seni keindahan gerak, tari juga merupakan cabang kesnian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia dan kebudayaanya, dalam kelompok masyarakat tertentu kita sering menjumpai tarian digunakan sebagai bagian terpenting mislanya saja seperti upacara keagamaan ataupun upacara adat.
Seni tari via tari merupakan sebuah gerakan yang berirama dan memiliki tujuan tersendiri, selain itu seni tari juga memiliki unsur, jenis dan fungsi. Apa saja itu? Simak Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan tujuan. Untuk lebih spesifiknya mari kita lihat penjelasan dari beberapa ahli dalam negeri maupun luar negeri mengungkapkan pengertian seni Seni Tari Menurut Para Ahli paling lengkap yang wajib Anda ketahui dan bisa dijadikan sebagai pelajaran paling ampuh dalam mengingatnya, pengertian seni tari secara umum adalah suatu bentuk dari karya seni yang mencakup gerakan ritmis seorang pelaku tari dan diiringi oleh harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi musik yang berlandaskan rasa dan perasaan. Lebih jelasnya yuk simak pengertian seni tari, jenis, unsur, fungsi, dan Seni TariSeni tari adalah suatu gerakan yang berirama, dilakukan di suatu tempat dan waktu tertentu untuk mengekpresikan suatu perasaan dan menyampaikan pesan dari seseorang maupun seni tari menurut para ahliSoedarsono “Tari adalah sebuah ungkapan dari dalam jiwa manusia yang di ekspresikan melalui gerakan ritmis yang indah estetis”. Maksud dari Dr. Soedarnoso ungkapan rasa adalah keinginan dari dalam diri seorang yang melimpahkan atau menujukan rasa dan emosional seorang tersebut. Sedangkan gerakan ritmis yang indah adalah gerakan tubuh yang disesuaikan dengan irama nada yang mengiringinya, sehingga menciptakan daya pesona yang memikat bagi yang melihatnya”.Corrie Hartong “Tari adalah perasaan yang mendesak dari dalam diri manusia, yang mendorong untuk mencari ungkapan yang berbentuk gerakan yang ritmis”. Jadi maksudnya adalah dikatakan tari jika gerakan itu ritmis”.Yulianti Parani “gerakan ritmis yang keluar dari sebagian tubuh atau seluruhnya yang dilakukan seseorang ataupun kelompok yang disertai dengan ekspresi tertentu”.Aristoteles “Gerakan ritmis yang menghadirkan suatu karakter manusia saat mereka bertindak”.Sachs “Suatu ungkapan jiwa manusia melalui suatu gerak berirama yang mempunyai nilai tertentu”.Pangeran Suryadiningrat “Tari adalah gerakan yang dihadirkan oleh seluruh anggota tubuh seseorang yang dilakukan selaras dengan irama musik dengan maksud tertentu”.Enoch atmadibrata “Tari adalah gerakan tubuh yang tersusun di dalam suatu ruang dan berlandaskan irama dan gerak”.Bagong Sudito “Seni tari adalah suatu seni berupa sebuah gerakan ritmis yang menjadi alat ekspresi manusia”.I Gede Ardika “Seni tari adalah suatu hal yang mampu untuk melaraskan gerak tubuhnya dengan irama tertentu”.Haukins “ Seni tari adalah suatu ungkapan jiwa yang dijadikan bentuk suatu gerakan oleh imajinasi penciptanya sendiri”.Irmgrad Bartenieff dan Forrestine Paulay “Seni tari adalah suatu bentuk seni ekspresionostis yang menggambarkan sikap jiwa manusia terhadap sebuah konflik dan masalah di dunia modern”.Kamaladevi Chattopadhaya “Tari adalah suatu desakan dari diri seseorang yang mengharuskan untuk diluapkan dan berbentuk gerakan yang ritmis”.Judith Lynne Hanna “Seni tari adalah seni plastis dari gerak visual yang terlihat sepintas”. Theodora Retno Maruh “Seni tari adalah suatu karya seni gerak yang tak akan pernah bersifat kontemporer”.Kamala Devi Chattopadhyaya “Seni adalah suatu insting yang mendesak emosi dari dalam diri manusia yang mendorong”.Pengertian tari via Seni dalam TariSuatu tari tidak bisa dikatakan seni bila tidak memenuhi unsur yang ada di dalamnya. Dengan adanya unsur-unsur tersebut maka akan tercipta gerakan ritmis yang indah. Seni tari mempunyai dua unsur, yaitu unsur utama dan unsur utama dalam seni tariSuatu gerakan tidak bisa dikatakan sebagai tarian bila tidak memenuhi tiga unsur. Jika salah satu saja dari unsur tersebut tidak ada, maka gerakan tersebut tidak bisa dikatakan sebuah tari. Unsur tersebut adalahWiraga Raga Sebuah tarian harus menampakkan gerakan badan, baik dengan posisi duduk ataupun Irama Sebuah seni tari harus memiliki unsur irama yang menyatukan gerakan badan dengan musik pengiringnya, baik dari segi tempo maupun rasa Sebuah seni tari harus mampu untuk menyampaikan sebuah perasaan yang ada di dalam jiwa, melalui sebuah tarian dan gerakan juga ekspresi pendukung seni tariUnsur pendukung hanyalah sebuah ajang untuk memikat orang yang melihat agar sebuah tarian lebih menarik. Sebetulnya jika unsur ini tidak dipenuhi maka suatuk gerakan yang ritmis sudah dikatakan gerakan seni tari. Tapi ada baiknya jika unsur pendukung seni tari juga dipenuhi, supaya lebih memiliki daya pesona jika digunakan pada sebuah pementasan atau pertunjukan. Unsur tersebut adalahRagam gerakSebuah tari akan terlihat indah bila seluruh anggota badan berkaloborasi. Bukan hanya kaki dan tangan, kombinasi dari raut muka dan lirikan mata juga ekspresi wajah akan menambah daya tarik tersendiri. Sehingga tarian tersebut akan terlihat lebih iringanSuatu tari bisa dinikmati jika diiringi dengan musik yang ritmis dan cocok dengan gerak suatu tarian. Sehingga menampilkan paduan yang indah antar gerakan dan musik. Namun, tari akan jauh lebih indah dan dapat dinikmati jika diiringi dengan keluarnya suara dari tubuh penarinya. Baik berupa tepukan, hentakan, maupun dan kostumSebuah tarian tidak akan lengkap jika tidak memenuhi semua unsur. Begitu juga dengan unsur rias dan kostum. Tanpa rias wajah dan kostum, sebuah tarian akan terasa hambar. Tidak bermakna, juga tidak menarik lantai/blokingTarian juga akan terlihat lebih berseni jika pola lantainya terlihat indah. Penari tidak hanya berdiri pada satu titik saja. Penari harus menyesuaikan dengan tempat dan lainya adalah penguasaan panggung. Lalu, jika tariannya dilakukan dengan berkelompok, maka gerakannya juga harus tertata rapi antar sesama penari. Supaya terlihat bagus di mata para tradisional via Seni TariPada dasarnya, seni tari dapat dikelompokkan menjadi dua jenis tari. Dari kedua itu maka kita bisa mengetahui perbedaan dari seni tari Tari Berdasarkan Jumlah PenarinyaDalam sebuah tarian pasti ada sebuah subjek utama yang menjalankan tarian tersebut. Subjek tersebut adalah penari, yang lain hanya pendukung agar lebih terlihat indah saja. Seperti para pemain musik yang mengiringi tari tersebut, dan lain sebagainya. Maka dari itu, tidak akan dikatakan seni tari jika subjek utama ini tidak hal ini maka dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori. Berikut tunggal solo yaitu Sebuah tari seni yang dibawakan oleh satu orang penari. Baik itu penari laki-laki maupun perempuan. Contoh Tari Gatotkaca asal Jawa berpasangan duet yaitu Sebuah tari seni yang dibawakan oleh dua orang penari. Baik itu penari laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, ataupun campur laki-laki perempuan. Contoh Tari Topeng asal Jawa berkelompok group yaitu Sebuah tari seni yang dibawakan oleh banyak orang atau berkelompok. Penari biasanya lebih dari dua orang. Baik dilakukan dengan laki-laki semua, perempuan semua, ataupun campur laki-laki dan perempuan. Contoh Tari Saman asal Tari Berdasarkan Genre/AliranyaSeni tari juga dibedakan berdasarkan genre atau alirannya. Dalam hal ini mencangkum aliran gerakan tarian itu sendiri dan variasi musik yang dibawakan. Aliran seni tersebut dapat dikelompokan menjadi lima Tari tradisionalSeni tari tradisional yaitu tarian yang diwariskan dari masa ke masa sejak zaman dahulu, yang dilestarikan lalu menjadi budaya di sebuah daerah. Dalam tarian tersebut terdapat nilai, filosofi, simbol dan unsur tradisional biasanya tidak berubah dari masa ke masa. Dari segi pakaian tari, rias, kostum, dan tarian itu sendiri. Karena tarian seperti ini biasanya salah satu tujuannya adalah agar tetap terjaga dan tidak hilang dimakan tradisional klasikTari ini merupakan tarian tradisional yang dikembangkan oleh kalangan bangsawan istana atau keraton saja. Dikatakan bahwa tarian ini tidak boleh diganti gerakannya, pun juga semua jenis tari tradisional memang tidak bisa diganti tarian tersebut diganti atau hanya sekedar ditambah, yang isi tarian tersebut adalah budaya kerajaan, maka hanya akan merusak nilai sebuah tarian itu sendiri. Walaupun zaman sudah berganti puluhan tahun, atau bahkan ratusan tahun. Tarian itu tidak boleh seni tarian tradisional klasik adalah tarian yang bernuansa anggun dan berwibawa, juga jubah dan aksesoris mewah yang dikenakan oleh para penari. Biasanya tarian ini diadakan untuk menyambut sebuah tamu kehormatan dan dari tarian ini adalah Tari Bedhaya Srimpi asal Jawa Tengah dan Tari Sang Hyang asal tradisional kerakyatanKebalikan dari tari tradisional klasik, tari tradisional kerakyatan justru dikembangkan dari masyarakat kaum bawah atau rakyat dengan tradisional klasik, tarian yang satu ini gerakannya tidak terlalu baku. Bahkan bisa di satu padukan dengan gerakan baru yang lebih menarik. Karena tarian ini tidak harus memilki syarat yang berbelit untuk melakukannya. Dari segi gerakan maupun tradisional kerakyatan biasanya di laksanakan atau di adakan dalam bentuk upacara perayaan dan sebagai tari pergaulan. Contoh dari tarian ini adalah Tari Jaipong asal Jawa Barat dan Tari Lilin asal Sumatra Tari kreasi baruTari kreasi baru adalah sebuah tarian yang dikembangkan oleh seorang koreaografer atau juga disebut penata tari. Seni gerakan yang ditampilkan juga sudah jauh dari kaku. Gerakan yang ditampilkan bersifat bebas, tapi masih tetap dalam kaidah gerakan tari yang estetis dan dan iringan musik dalam tari kreasi baru juga sangat beragam. Tergantung dengan tema dan tujuan yang ingin dibawakan oleh penari tersebut. Tari kreasi baru dibagi menjadi dua bagian. Yaitu tari kreasi baru pola tradisi dan tari kreasi baru pola non kreasi baru pola tradisi. Tari seni ini menggunakan sentuhan unsur tradisional. Baik itu gerakannya, rias dan kostum, iramanya. Ada nilai-nilai tradisi yang dibawakan dalam tarian jenis kreasi baru pola non tradisi. Sebaliknya, tarian ini adalah tarian yang tidak menggunakan sama sekali unsur tradisional dalam tariannya. Baik itu gerakannya, rias dan kostum, iramanya. Dari sini kita bisa mengartikan bahwa tarian ini adalah tarian Tari kontemporerTarian jenis ini memupakan sebuah tarian yang mengunakan gerakan-gerakan yang beresifat simbolik, unik dan mengandung pesan tertentu musik yang digunakan juga tidak biasa, cukup dibilang unik. Mulai dari musik sederhana, orkestra, sampai musik flutyloops yang diambil dari teknologi musik digital. Riasan wajah dan kostum dari tarian ini juga terbilang aneh sesuai dengan tema yang aneh, mungkin karena tarian ini yang biasanya membawakan sebuah gerakan berbentuk mengenang sebuah perjuangan seorang tokoh, atau kejadian, atau juga hari tertentu yang mana meninggalkan cerita tari via Seni TariSeni tari memiliki beberapa fungsi. Apa saja fungsi dari seni tersebut? Berikut Tari pertunjukanYaitu tari yang disiapkan untuk suatu acara dan dipentaskan. Tarian ini menonjolkan dari sisi koreografi artistik, konsep yang bagus dan ide yang matang. Serta tema yang tertata sedemikian rupa sehingga tarian tersebut menjadi menarik dan Tari upacaraYaitu tarian yang dilakukan hanya pada upacara adat maupun acara yang bernuansa keagamaan. Tarian ini mengutamakan adanya ke khidmatan dan komunikasi pada Sang Pemilik Tari hiburanYaitu tarian yang diadakan hanya untuk menghibur penonton saja. Biasanya tarian ini dimainkan dengan alunan musik dan irama yang enak didengar. Gerakan tarinya juga bebas dari berbagai macam nilai, tradisi, atau adat. Yang terpenting dari tarian ini adalah mampu menghilangkan rasa jenuh para pendengar atau Tari pergaulanYaitu tarian yang dimainkan untuk berinteraksi ke sesama saja. Tarian ini biasanya digunakan untuk saling adu unjuk rasa dalam kesenian. Dalam gerakanganya juga terlihat lincah dan memiliki sifat komunikatif. Sehingga mampu memberikan interaksi atau timbal balik ke Tari kesenianYaitu tarian yang dilaksanakan untuk tujuan pelestarian budaya. Biasanya tarian ini bernuansa tradisional. Karena menghargai warisan budaya penggilan nenek moyang pada zaman dahulu. Tarian ini hanya dipentaskan pada saat hari atau momen kebudayaan via dia penjelasan seputar pengertian seni tari yang terpampang di atas. Pada intinya sebetulnya seni tari diadakan dan ditunjukan pada masyarakat atau penonton itu, bertujuan agar siapa saja yang melihat puas dengan aski dan keindahan gerak tarian penari itu mampu melampiaskan rasa rindu, mungkin juga menambah semangat, atau bisa keluar dari kejenuhanya karena terhibur. Yah begitulah yang dinamakan sebuah tarian, semoga informasi ini bisa menambah wawasan Anda dan bermanfaat bagi Anda. unik
Salahsatu ciri karya tari yang mengandung nilai estetis adalah. a. karya tari tersebut indah. b. karya tari tersebut tidak menyajikan suatu kebulatan organik. c. karya tari tersebut tidak membebaskan penonton dari ketegangan. d. karya tari tersebut dapat mengungkapkan keharmonisan. e. karya tari tersebut tidak membebaskan penonton dari ketegangan.

Keindahan suatu karya tari dapat dilihat dari gerakan tariannya, iringan tari, busana yang dikenakan, tata rian, dan properti pendukung. Gerakan tari bisa menampilakan keindahannya selama bisa menyatu dengan tema dan iringan lagu atau musik yang dimainkan. Untuk bisa menemukan gerakan tarian yang pas, maka kita bisa melakukan eksplorasi gerak untuk mendapatkan gerakan yang baik. Iringan tari meliputi musik atau nyanyian yang mengiringi. Jika tari tersebut bernuansa semangat, maka pengiringnya juga bertempo cepat, dan jika bernuansa cinta, maka iramanya bisa lebih tata rias, dan properti bisa digunakan untuk semain menonjolkan tema dari tarian tersebut. Pemilihan yang sesuai dengan tema akan semakin mengeluarkan tema dari terian yang lebih lanjutMateri tentang Tempo musik tentang Tari klasik dan modern tentang Fungsi Tari jawabanKelas 9Mapel KesenianBab Kesenian tariKode 19Kata Kunci seni, kesenian, tari

Dilansirdari Ensiklopedia, suatu karya tari dapat dikatakan indah jika Semua elemen sesuai dengan tema tari. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Diperagakan oleh seorang pneari adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali.
Suatu karya tari dapat dikatakan indah jika? Diperagakan oleh seorang pneari Gerak tari diciptakan secara tegas Semua elemen sesuai dengan tema tari Banyak penonton yang melihat Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah C. Semua elemen sesuai dengan tema tari. Dilansir dari Ensiklopedia, suatu karya tari dapat dikatakan indah jika Semua elemen sesuai dengan tema tari. [irp] Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Diperagakan oleh seorang pneari adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. Gerak tari diciptakan secara tegas adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. [irp] Menurut saya jawaban C. Semua elemen sesuai dengan tema tari adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban D. Banyak penonton yang melihat adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. [irp] Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah C. Semua elemen sesuai dengan tema tari. [irp] Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.
vRBsw.
  • imdx178v5f.pages.dev/93
  • imdx178v5f.pages.dev/12
  • imdx178v5f.pages.dev/108
  • imdx178v5f.pages.dev/312
  • imdx178v5f.pages.dev/112
  • imdx178v5f.pages.dev/199
  • imdx178v5f.pages.dev/7
  • imdx178v5f.pages.dev/234
  • imdx178v5f.pages.dev/31
  • suatu karya tari dapat dikatakan indah jika