Parasantri juga tidak boleh bersikap "sok pintar" dengan menyahuti ayat suci al-Qur'an, hadits, syi'ir atau lainnya yang sedang dibacakan oleh kyai (guru); atau menjawab pertanyaan kyai (guru) sebelum kyai (guru) menyelesaikan pertanyaannya, atau sebelum mempersilahkannya untuk menjawab; atau memandang rendah atau mengoreksi penjelasan
Kyai adalah sosok yang sangat penting bagi seorang santri. Jika Anda adalah seorang santri, pasti Anda merasakan betul bagaimana pengaruh kyai dalam hidup Anda. Puisi santri untuk Kyai, tentunya akan menjadi salah satu bentuk ekspresi yang baik untuk ini berbagai contoh puisi dari santri untuk kyai yang bisa Anda contoh!Puisi Doa untuk KyaiPuisi untuk kyai yang baru saja meninggalPuisi untuk kiai setelah lulus dari pondokPuisi permintaan maaf untuk kiaiPuisi Sanjungan untuk kyaiPuisi pertama yang saya buat ditujukan untuk memberikan ucapan selamat dan doa kepada sang kyai yang tengah berulang untuk Kyai Detik waktu terus bergulirSepak terjangmu akan selalu dinantiPerjuangan hebatmu sangat berartiMendidik kami para santriSelamat ulang tahun kyaiku tercinta…Semoga hidupmu semakin membawa maslahatBerdiri tegak memberi manfaatKepada kami yang faqir agamaSelamat ulang tahun Kyaiku tersayang…Kami senantiasa menyayangimuKami akan selalu takzim padamuTak ada sedikitpun rasa ingin mengkhianatimuKyaiku tercinta…Kami senantiasa mendoakanmuKami akan selalu mendukungmuDalam keadaan suka maupun dukaKyiaiku tersayang…Ilmumu akan selalu ku kenangKasih sayangmu takkan tergantikanPetuahmu menjadi penerangDalam menapaki gelapnya zamanKyaiku Tercinta…Ku berharap Allah selalu menjagaMenjadikanmu hamba pilihannyaMengalirkan berbagai karuniaNyaTeruntuk kyaiku tercinta, ulama mukhlis yang senantiasa membimbing serta mendidik dengan penuh kasih sayang, meski kami terkadang malas dan enggan untuk kyai yang baru saja meninggalPuisi kedua yang saya buat menggambarkan sebuah ekspresi kesedihan dari seorang santri atas berpulangnya sang kyai ke jalanDuhai kyai…Mengenali membuatku merasa tak lagi sendiriDulu…Aku merasa tak punya tempat menepiTak tau arah hidup dan jati diriKesendirianku menjadikanku hampir matiKemarin…Aku seperti tulang berjalanBerteriak di lintasan tak diacuhkanBersemayam di persimpangan jalanSeperti hewan peliharaan yang tak bertuanKini…Kehadiranmu merubah segalanyaAku seolah terasuki kebahagiaan tiada taraYang membuatku memiliki semangat dalam jiwaDan, ini terjadi setelah berjumpa denganmuKemudian aku menelurkan karya demi karya yang tertataSemua berkat dari doa serta nasihatmuKyaiku…Puisi ini bukan sekedar kataKau datang memberiku makna cinta dan duniaMenjadikan hidupku kembali bermaknaKau kan senantiasa abadiDi hatiku yang penuh dengan salah dan alfaIni bukan basa-basiTanpamu hidupku seolah tiada berartiKini, engkau telah pergi…Meninggalkanku menuju keabadian ilahiMenemui sang Khaliq rabbul izzatiAku seolah tak percayaMengapa begitu cepat kau pergiNamun tentu itu adalah takdir ilahiKini ku hanya bisa berdoa dan meratapiSemoga engkau mendapat nikmat abadiPuisi untuk kiai setelah lulus dari pondokPuisi ketiga ini saya buat untuk menggambarkan bagaimana jasa kyai bagi seorang santri setelah lulus dari pondok ku kembali menjalani kehidupanKehidupan fana yang melenakanMeninggalkan hidup kesederhanaanYang ada di dunia kepesantrenanNamun, ada satu hal yang takkan kulupakanYang akan senantiasa ku pertahankanHingga malaikat Izrail memisahkanYaitu, takdzim kepadamu wahai kyaikuKyaiku…Kau senantiasa membaktikan hidupnmu demi ilmuMengalirkan air kehidupan di setiap waktuMenanamkan ahlak dan ilmu yang terpaduEngkau membimbing tanpa berharap balas budiYang memberi tanpa meminta kembaliMenjadi teladan bagi kehidupan santriMeski terkadang acapkali dikhianatiKyaiku…Aku rindu petuah dan nasihatmuYang senantiasa memiliki sejuta maknaAku rindu ketegasan dan kasih sayangmuYang selalu mengisi hari-hari kuTak terhitung berapa harga semua ituWalaupun tak jarang diri ini berulahKau tegar mendidikku dengan sejatinya tak dapat digambarkanMeski ku menghabiskan ribuan pena berbuluHal itu tidak cukup menggambarkan jasa-jasamuYang seperti luasnya laut hal yang menjadi tekadkuSekarang dan seterusnyaTugasku hanyalah satu, yaitu hidup sepertimuMenanam kebaikan tak kenal zamanMenjadi penerang di dalam kegelapanDemi menjadi insan cemerlangSeperti dirimu yang senantiasa kukenangMeskipun ku tak yakin dengan dirikuEntahlah apakah aku mampuTapi aku akan tetap mencobaSebab aku tahu, doamu akan selalu bersamakuPuisi permintaan maaf untuk kiaiPuisi ini saya buat untuk menggambarkan permintaan maaf seorang santri yang penuh dengan kenakalan terhadap kyainya yang sabar dalam mendidik juga Ucapan untuk Guru Ngaji TercintaMaafDuhai kyaiku tercinta…Tanpamu kami hidup dengan kebodohanTanpamu kami bak bangkai busuk tanpa kemuliaanTanpamu, kami seperti limbah tak berfaedahTanpamu, Masa depan kami teramat susahDuhai kyaiku tersayang…Engkau telah memerangi kebodohan dalam diri iniEngkau memberikan kami ilmu sewangi kasturiEngkau telah membersihkan kami dari limbah kesesatanDan engkau telah mengajarkan kami ilmu masa depanDuhai kyaiku tercinta…Kami bersyukur atas kesabaranmuMaafkan kami karena gemar membuatmu marahMaafkan kami karena terkadang menjadikanmu sedihDan maafkan kami bila memahami ilmumu dengan susahMaafkan kami, Terkadang kami dengan sengaja melukai kami tak mengacuhkan terkadang kami tak kiaiku tercinta….Maafkan kami,Atas harapan yang tak bisa kami wujudkanAtas asamu yang tak bisa kami dapatkanPerjuanganmu, tak bisa kami hargaiHingga kami, terjerumus jurang kebodohanDuhai kyaiku tersayang…Terima kasih atas perjuangan dan pengorbananmuMengarahkan kami kedalam derajat ilmu dan keimananMenyinari kami hidup dengan cahaya pengetahuanMenyemangati kami dalam meraih impianDuhai kyaiku tercinta…Ku tak bisa lagi berucap kataDalam lantunan doaKu berdoa agar engkau di cintai Yang Maha KuasaSerta hidup dalam rahmat dan karuniaNyaPuisi Sanjungan untuk kyaiPuisi ini saya buat untuk menggambarkan betapa kagum dan cinta seorang santri kepada orang yang faqir dalam ilmuAkulah orang yang lemah dalam imanJika nampak pada diriku suatu kebaikanItu semua atas didikan dan bimbinganmuKyai!Betapa ku tak pantas mendapatkan kasih sayangmuBetapa tak layak untuk menjadi santrimuAmat besar kasih sayangmuMeskipun buruk tingkah dan polah dirikuKyai!Aku merasa sangat malu…Di hadapanmu aku seolah taatTapi di belakangmu terkadang diriku berkhianatDi depanmu aku selau mengangguk patuhTapi di belakangmu aku berlagak angkuhKyai!Terima kasih atas segala nasihatmuTatkala dosa telah menutupi pikirankuPetuahmu selalu menjadi pengingat bagi dirikuKyai!Tatkala rasa putus asa menggerogoti kalbukuNasihatmu menjadi penyemangat hatikuSehingga diriku kembali tegar melalui waktuKyai!Aku hanyalah insan rendahanSeperti hewan yang tak bertuanNamun kau tetap sudi mengarahkanDan bimbinganmu akhirnya membuka harapanKyai!Engkau bak lentera di kegelapan malamMenyelamatkan dari gangguan genggaman kelamMengeluarkan diriku dari kehinaanMenjadi insan yang memiliki sedikit kemuliaanKyai!Engkaulah lenterakuEngkaulah pelitakuEngkaulah pembinakuBaca jugaKaromah Kyai SepuhPesan untuk Anak di PesantrenNah, demikianlah berbagai contoh puisi santri untuk kyai yang bisa Anda baca dan mungkin dijadikan insipirasi. Semoga bermanfaat ya!
Diapun mendoakan agar Ganjar bisa diterima seluruh rakyat Indonesia, khususnya kalangan ulama dan santri. "Doa untuk Pak Ganjar adalah bagaimana sosok beliau bisa diterima rakyat Indonesia, oleh santri se-Indonesia, oleh ulama. Itulah semangat kita seperti itu aja, bagaimana itu bisa jadi kekuatan besar bahwa Pak Ganjar bisa diterima," pungkasnya.
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barokatuh. Jika kita merupakan pelajar / santri yang sedang memahami suatu ilmu atau bahkan para penghafal al Qur’an, tentunya tidak ingin apa yang telah didapatkannya itu hilang. Maka, ilmu atau hafalan tersebut perlu dijaga agar tidak sampai hilang. Salah satu ikhtiar adalah dengan membaca doa ini setelah selesai belajar / menghafal. أَللَّهُمَّ إنِّي أَسْتَوْدِعُكَ مَاعَلَّمْتَنِي فَارْدُدْهُ إلَيَّ عِنْدَ حَاجَتِي إلَيْهِ Allahumma inni astaudi’uka ma allamtani fardudhu ilayya inda hajati ilaihi. “Ya Allah, Sungguh aku menitipkan kepada-Mu apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku, maka kembalikanlah padaku ketika aku membutuhkannya.”
WARTAJOGJAID : Sebanyak 2.000 santri Pesantren Nurul Dholam, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang tergabung dalam Santri Dukung Ganjar DIY menggelar gebyar selawat dan doa bersama. Kegiatan ini untuk mendukung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menjadi Presiden 2024.
Home Rohani Senin 29-05-2023 / 1203 WIB - – Artikel dari kali ini akan membahas tentang contoh untuk guru dengan menggunakan bahasa Inggris. Kalian bisa membaca puisi untuk kyai dengan bahasa yang indah ini sebagai kado atau persembahan untuk guru kalian. Cek pembahasan selengkapnya di bawah ini. Banyak orang yang suka menuliskan puisi. Puisi sendiri merupakan ragam sastra yang memiliki makna mendalam. Berdasarkan KBBI, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga dikenal sebagai seni tertulis yang isinya merupakan ungkapan pikiran, perasaan, mengandung pesan, dan bahasanya indah. Puisi bisa ditulis untuk siapa saja, untuk teman, ayah ibu, keluarga, sahabat, guru, dan lain sebagainya. Kali ini kami akan berfokus kepada puisi untuk kyai dengan menggunakan bahasa - bahasa yang indah. Baca juga Contoh Puisi Singkat Tema Cita-citaku Menjadi Dokter Latih Kemampuan Membaca Puisi Kamu Disini Khusus Pelajar SD Baca juga Contoh Puisi Dengan Judul Cita Citaku Menjadi Dokter , Cocok Buat Tugas Sekolah Pelajar SD/MI Hingga SMP! Baca juga Contoh Pupuh Lambang Sunda, Puisi Tradisional yang Penuh Kesenian Contoh Puisi Santri Untuk Kyai Berbahasa yang Indah Doa untuk Kyai Detik waktu terus bergulir Sepak terjangmu akan selalu dinanti Perjuangan hebatmu sangat berarti Mendidik kami para santri Sumber BERITA TERKAIT UPDATE TERBARU
Amalanini sangat cocok bagi tukang urut. dan pijat agar orang yang di urut atau di pijat sembuh, karena dengan. membacakan ayat di atas, insya-Allah keseleo, sakit tulang, encok, dll. Akan. sembuh dengan mudah dengan izin dan pertolongan Allah, karena berkahnya ayat di. atas. Maka amalkanlah amalan di atas tiap ba'da sholat secara rutin dan.
Doa Santri Untuk Kyai – Seperti yang telah kita ketahui Santri memang sangat identik dengan pondok pesantren. Sehingga tidak salah jika santri dapat diartikan sebagai seseorang yang mendalami atau menuntut ilmu di pondok pesantren atau lembaga seorang santri memang banyak mulai dari mendalami ilmu agan dan membimbing masyarakat untuk menuju jalan yang benar. Sementara itu, pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang tugas utamanya adalah mendidik para santrinya dengan materi Yang Dimaksud Dengan Kyai?Apa Saja Tugas Seorang Kyai?Doa Santri Untuk Kyai1. Doa untuk Kyai Agar Dimuliakan2. Doa untuk Kyai Agar Selalu Sehat3. Doa Untuk Kyai Agar Diberikan Ampunan4. Doa Untuk Kyai Yang Sudah MeninggalKesimpulanNah, seseorang yang mengajarkan dan memimpin sebuah pondok pesantren biasanya disebut dengan panggilan Kyai. Ya, istilah ini memang sudah sangat melekat di masyarakat Jawa untuk tokoh pemuka agama. Yakni seseorang yang mengajarkan serta mendakwahkan ajaran agama islam kepada ini memang banyak sekali pondok pesantren terbaik yang ada di Boyolali. Dan salah satunya adalah pondok Al Huda Doglo yang saat ini di asuh oleh Kyai Habib Ikhsanudin. Nah, bagi santri yang memang memiliki tugas mulia, kalian tentu saja bisa mendoakan para kyai kalian agar dimuliakan oleh Alloh SWT. Dan berikut adalah beberapa doa santri untuk Yang Dimaksud Dengan Kyai?Bagi kamu masyarakat Jawa pastinya kamu sudah tidak asing lagi dengan istilah kata Kyai. Kyai atau Kiai merupakan suatu gelar dalam kebudayaan suku bangsa Jawa, untuk tokoh agama atau seseorang yang memimpin pondok Saja Tugas Seorang Kyai?Sebagai Seorang kyai memang memiliki beragama tugas salah satunya adalah mengajarkan dan mendakwahkan ajaran agama islam secara sukarela kepada masyarakat sekitar. Melihat sifatnya yang sukarela, maka tugas inti pekerjaan kyai adalah untuk menyebarkan kebaikan dan mengajak orang lain untuk mengerjakan kebaikan. Selain itu, kyai juga biasanya menggunakan prinsip “amal ma’ruf nahi mungkar”, yang memiliki arti beramal baik dan mencegah bagi kamu para santri kalian tentu harus mendoakan kyai agar dia selalu sehat dan agar selalu dimuliakan oleh Alloh SWT. Selain itu, ada juga doa untuk kyai yang sudah meninggal agar berikan rahmat dan syafa’ata. Dan berikut adalah beberapa doa santri untuk kyai yang bisa kalian Doa untuk Kyai Agar Dimuliakanاَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِمَشَايِخِنَا وَلِمَنْ عَلَّمَنَا وَارْحَمْهُمْ، وَأَكْرِمْهُمْ بِرِضْوَانِكَ الْعَظِيْمِ، فِي مَقْعَد الصِّدْقِ عِنْدَكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَAllâhumma-ghfir li masyâyikhinâ wa liman allamanâ wa-rhamhum wa akrimhum biridlwânikal adhîm fî maq’adish shidqi indaka yâ arhamar “Wahai Allah ampunilah guru-guru kami dan orang yang telah mengajar kami. Sayangilah mereka, muliakanlah mereka dengan keridhaan-Mu yang agung, di tempat yang disenangi di sisi-Mu, wahai Yang Maha Penyayang di antara penyayang. Imam al-Haris al-Muhasibi, Risâlah al-Mustarsyidin, Dar el-Salam, halaman 141 .2. Doa untuk Kyai Agar Selalu Sehatاَللَّهُمَّ طَوِّلْ عُمُورَنَا وَصَحِّحْ أَجْسَادَنَا وَنَوِّرْ قُلُوْبَنَا وَثَبِّتْ إِيْمَانَنَا وَأَحْسِنْ أَعْمَالَنَا وَوَسِّعْ أَرْزَقَنَا وَإِلَى الخَيْرِ قَرِّبْنَا وَعَنِ الشَّرِّ اَبْعِدْنَا وَاقْضِ حَوَائِجَنَا فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالۤاخِرَةِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌAllahumma thawwil umurana, wa shahhih ajsadana, wa nawwir quluubana, wa sabbit iimaananaa wa ahsin a’maalanaa, wa wassi’ arzaqanaa, wa ilal khairi qarribnaa wa anisy-syarri ab’idnaa, waqdhi khawaa-ijana fiddiini waddunyaa wal aakhirati innaka alaa kulli syai-in “Ya Allah! Panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam pada agama, dunia, dan akhirat. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”3. Doa Untuk Kyai Agar Diberikan Ampunanاللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا إِلَى آبَاءِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِأَصْحَابِ الحُقُوْقِ عَلَيْنَا“Allāhummaghfir lil muslimīna wal muslimāt, wal mukminīna wal mukmināt, al-ahyā’i minhum wal amwāt, min masyāriqil ardhi ilā maghāribihā, barrihā wa bahrihā, khushūshan ilā ābā’inā, wa ummahātinā, wa ajdādinā, wa jaddārinā, wa asātidzatinā, wa muallimīnā, wa li man ahsana ilainā, wa li ashhābil huquqi alaynā.”Artinya “Ya Allah, ampunilah mukminin, mukminat, muslimin, muslimat, yang masih hidup, yang telah wafat, yang tersebar dari timur hingga barat, di darat dan di laut. Khususnya bapak, ibu, kakek, nenek, ustadz, guru, mereka yang telah berbuat baik terhadap kami, dan mereka yang masih memiliki hak terhadap kami.”4. Doa Untuk Kyai Yang Sudah Meninggalاَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اللَّهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ وَالشَّفَاعَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لَاالَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ“Allāhummaghfir lahum, warhamhum, wa āfihim, wafu anhum. Allāhumma anzilir rahmata, wal maghfirata, was syafā’ata alā ahlil qubūri min ahli lā ilāha illallāhu Muhammadun rasūlullāh.”Artinya “Ya Allah, berikanlah ampunan, kasih sayang, afiat, dan maaf untuk mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat, ampunan, syafa’at bagi ahli kubur penganut dua kalimat syahadat.”KesimpulanSebagai seorang santri sudah selayaknya kita mendoakan para kyai, guru maupun ustadz agar selalu diberikan kesehatan, ampunan serta rahmat dari Alloh SWT. Selain itu, mereka juga banyak berjasa pada kita saat mengajarkan ilmu agama di pondok pesantren maupun lembaga keagamaan informasi mengenai doa santri untuk kyai yang bisa sekolah pesantren sampaikan. Semoga informasi ini bisa bermanfaat. Dan selalu berdoa untuk kebaikan serta kemuliaan untuk para guru, ustadz serta kyai yang telah banyak mengajarkan ilmu keagamaan.
Hanya saya yang bertahan menjual Sule Barokah sampai saat ini. Tentunya berkat doa dari kyai saya, mengingat wejangan beliau bahwa bagaimanapun santri harus bekerja," ujar Ustad Arifin. Pada tahun 2016 Sule Barokah mendapat kesempatan untuk mengisi stand saat kunjungan Gubernur Jawa Tengah di desa Kecapi.
doa santri untuk kyai – Dalam hidup ini, terdapat hal yang tidak boleh dilupakan yaitu mendoakan mereka yang telah berjasa melepaskan diri dari kebodohan. Guru, ustadz, kiai, ulama dan sejenisnya mempunyai peran yang sangat penting sehingga kita menjadi orang penting saat ini. Oleh karena itu, sudah seyogianya bagi seorang murid untuk mendoakan guru-gurunya sebagaimana doa kepada orang tua. Seperti dengan apa yang disebutkan dalam syair yang dikutip Ta’lim Muta’allim; أُقَدِّمُ أُسْتَاذِي عَلَى نَفْسِ وَالِدِي ** وَإِنْ نَالَنِي مِنْ وَالِدِي الْفضْلَ وَالشَرَف arti Saya mengedepankan guru saya di atas orang tua saya, meskipun saya menerima keutamaan dan kemuliaan dari orang tua saya. Baca Juga Kata-Kata Bijak Ali bin Abi Thalib Menghormati Guru Sebagai Pendidik HatiPentingnya Mendoakan Santri Kepada KiainyaIsi Doa Santri pada Kiai Menghormati Guru Sebagai Pendidik Hati Guru adalah pendidik rohani, sedangkan orang tua lebih banyak berperan sebagai pendidik jasadi. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam syair yang dikutip Ta’lim Muta’allim. Oleh karena itu, seorang guru harus kita doakan pula, bahkan lebih dari orang tua. Doa-doa tersebut bisa berupa keselamatan, ampunan dan lain-lain. فَذَاكَ مُرَبِّ الرُّوْحِ وَالرُّوْحُ جَوْهَرُ ** وَهذَا مُرَبِّ الْجِسْمِ وَالْجِسْمُ كَالصَّدَف Murrabbi guru saya adalah pengasuh jiwa saya, dan jiwa itu bagaikan mutiara, sementara orang tua saya adalah pengasuh tubuh saya dan tubuh bagaikan kerangnya. Pentingnya Mendoakan Santri Kepada Kiainya Sebagai contoh, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menanyakan kepada ayahnya, Imam Ahmad bin Hanbal, bagaimana sosok Imam asy-Syafi’i itu. Ayahnya menjawab bahwa Imam asy-Syafi’i itu diperumpamakan seperti matahari bagi dunia dan kesehatan bagi manusia. Kedua benda tersebut tidak memiliki pengganti. Dari dialog tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan betapa pentingnya mendoakan guru-guru kita, yang masih hidup maupun yang telah wafat. Isi Doa Santri pada Kiai Syekh Abdul Fattah Abu Guddah menuliskan doa ampunan bagi guru-guru kita dalam catatan kaki kitab Risâlah al-Mustarsyidin. Doa tersebut bertujuan agar Allah mengampuni guru-guru kita dan orang yang telah mengajar kita. Kita juga diharapkan untuk sayang pada mereka, memuliakan mereka dengan keridhaan-Nya yang agung, di tempat yang disenangi di sisi-Nya. Semoga Allah memberikan keberkahan atas ilmu yang telah dipelajari dan memberikan ampunan kepada guru-guru kita semua. Syekh Abdul Fattah Abu Guddah mencatat doa ampunan bagi kiai kita dalam catatan kaki buku Risâlah al-Mustarsyidin. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِمَشَايِخِنَا وَلِمَنْ عَلَّمَنَا وَارْحَمْهُمْ، وَأَكْرِمْهُمْ بِرِضْوَانِكَ الْعَظِيْمِ، فِي مَقْعَد الصِّدْقِ عِنْدَكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ Allâhumma-ghfir li masyâyikhinâ wa liman allamanâ wa-rhamhum wa akrimhum biridlwânikal adhîm fî maq’adish shidqi indaka yâ arhamar râhiîn Ya Allah, ampunilah guru-guru kami dan orang yang telah mengajar kami. Lindungilah mereka, muliakanlah mereka dengan ridha-Mu yang agung, dan tempatkanlah mereka di tempat yang disenangi di sisi-Mu. Engkaulah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang. Doa ini dicatat dalam buku Risâlah al-Mustarsyidin, yang disusun oleh Imam al-Haris al-Muhasibi, halaman 141 dari penerbit Dar el-Salam.
Vaksinasidi Kabupaten Sleman dosis pertama telah mencapai 76 persen.
Di suatu malam yang ditumpahi cahaya bulan, seorang kiai sepuh dari Jawa Timur bertutur. Ratusan santrinya menyimak kalimat demi kalimat yang keluar laksana mutiara. Dengan nada pelan dan santai, sang kiai memberi nasehat yang kurang lebih demikian***Saya ini dulu sudah mengaji lebih dari tiga puluh tahun, tapi perasaan saya tak dapat ilmu, kecuali hanya sedikit saja. Namun, saya selalu setia dengan proses ini, proses belajar ala pesantren, taat pada metode pembelajaran para kiai dan ulama ketika dulu mengaji Kitab Ihya Ulumuddin baru beberapa lembar saja, kiai saya sakit, sampai dua tahun, mendekati tiga tahun. Selama itu pula saya setia menunggu beliau. Setelah beliau sembuh, saya baru dapat melanjutkan mengaji Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali. Saya juga mengaji kitab Al-Hikam karya Ibnu Athaillah seletelah tiga puluh tahun lebih mengaji, saya dapat membaca kitab-kitab kuning apa saja yang telah diajarkan oleh kiai saya. Namun, seakan itu hanya di lidah saya saja, tak sampai tenggorokan. Belum menancap di hati saya. Kemudian, tanpa saya duga, kiai saya meminta saya untuk menikahi putri beliau. Saya kaget kenapa mesti saya? Saya itu kan tidtak punya apa-apa? Saya juga bukan kategori orang yang bisa bekerja. Usut punya usut, ternyata kiai saya menikahkan putrinya kepada saya justru karena ketidakpunyaan saya. Karena saya tidak punya harta benda. Ini, lho, berkah saya tidak punya apa-apa, saya malah menjadi menantu kiai saya membanyol kiai memilih kamu yang tidak punya apa-apa agar kamu tidak berani mempoligaminya! Haha, banyolan saudara saya ini ada-ada saja. Mana mungkin saya berani menduakan putri kiai saya saya membantu mengajar di pesantren kiai saya, sampai kemudian ayah saya meninggal dunia. Karena dirumah ayah saya punya pesantren, saya mesti kembali. Saya pamit kepada kiai sayaKiai, saya pamit, saya harus pulang, ayah saya meninggal dunia, kata saya. Kiai menjawab, oh iya betul, kamu harus pulang. Punya tinggalan pesantren harus terus kiai, ada satu hal yang ingin saya minta saya ini tidak punya apa-apa. Mohon minta doa amalan kepada kiai, agar saya mudah mendapat rejeki, pinta diberi amalan doa, saya malah dimarahi Huuussss!!! Kamu ini gimana, seperti tak percaya kepada Allah saja!!!Sontak saya tercekat kaget, tak karu-karuan rasanya. Marah betul di situlah, di akhir-akhir dengan kiai saya itu, hanya pertemuan sekitar lima menit, ilmu kiai saya tertancap ke dalam hati. Karena marahnya kiai itu, saya jadi ingat semua apa-apa yang di dalam Al-Quran, Hadits dan kitab-kitab, termasuk yang ada di Ihya’ dan jadi ingat ayat Al-Quran Wa ma min dabbatin fil-ardhi illa alallahi rizquha; dan tidak ada satu binatang melatapun di bumi melainkan Allahlah yang memberi rezekinya QS. Hud [11] 6. Saya jadi ingat “...Wamayyattaqillaaha yaj allahu mahrajan. Wayarzuqhu minhaitsu laayahtasib, wamayya tawaqal alallaahi fahuwa hasbuhu, inalallaha balighu amrihi qad ja alallaahu liqulli syai in qodron.”. ...Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rejeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." QS. At-Thalaq 65, 2-3Lima menit itu benar-benar mengubah saya. Yang tadinya ilmu hanya di lidah, sepertinya masuk ke hati saya. Hati saya jadi tawakkal, pasrah kepada Allah. Apa yang selama ini saya kaji di kitab-kitab itu, baru saya rasakan setelah kiai memarahi dalam tempo lima menitan itu. Saya jadi mantap menjalani saya bertanya kepada istri saya Dik, kita akan pindah. Namun rumah ayah saya kini diwarisi adik saya. Saya sudah tidak punya rumah. Apa jawaban istri saya? "Saya tidak menikah dengan rumahmu, Mas." Begitulah jawabannya. Saya jadi benar Hadis Nabi memilih istri itu yang terpenting adalah karena faktor agamanya... fadzfarbidzaatitdieni, Muhammad juga demikian menjodohkan putrinya dengan Sayyidina Ali kw, salah seorang yang miskin secara duniawi, namun pandai ilmu agamanya. Padahal, banyak sahabat Nabi yang kaya demikian salah satu sahabat beliau, Abu Hurairah. Ketika beliau mendapati putrinya yang sudah berumur untuk menikah, beliau bertanya lelaki seperti apa yang engkau mau? Sang putri menjawab dua syarat. Pertama pandai dalam ilmu, dan kedua miskin. Abu Hurairah membalas balik syarat pertama bisa kumengerti. Tapi, untuk apa syarat yang kedua? Sang putri menjawab agar dia tidak berani nikah lagi. Begitulah. Orang-orang dulu begitu hati-hati dalam urusan harta. Maka saya minta, jika anda sekalian menuntut ilmu, niatnya jangan karena ingin harta. Jangan karena ingin jabatan atau kedudukan. Jangan karena ingin dipuji orang lain. Jangan karena dunia. Tapi niatilah menuntut ilmu untuk mencari ridla Allah semata. Insya Allah nanti Allah yang salah satu kandungan yang ada dalam kitab Ihya dan Kitab Hikam. Ini kitab tasawuf, yang kadang agak bertentangan dengan pendpat ulama fiqih. Namun, kitab ini ampuh, sudah diakui setelah jadi, kitab Ihya ini akan dilarang oleh seseorang yang alim. Orang itu menyuruh murid-muridnya agar kitab itu dimusnahkan, karena isinya dianggap bertentangan. Sebelum sempat memusnahkan, orang itu mimpi bertemu dengan Rasulullah, Abu Bakar dan Umar bin Khattab ra. Ia melihat Imam Ghazali bersamanya dan mengadukan perihal kitab ini yang ingin dibakar. Ternyata rasulullah mengatakan kitab itu baik. Rasulullah kemudian mencambuk orang yang alim itu. Meski dalam mimpi, ketika bangun tidur, bekas pukulan membekas dalam tubuh, sampai waktu yang lama. Setelah itu orang alim itu bertaubat, mau mempelajari kitab Ihya’ dan bahkan ditemui Rasulullah dalam mimpi. Kisah lengkapnya dalam Kitab Awariful Ma'arif karya Imam Syaikh Syahrowardi, ed.Imam Ghazali - sang Hujjatul Islam, pengarang kitab itu – ternyata tak sembarangan dalam menulis hadits. Tiap kali menulis hadis untuk dimasukkan ke kitab Ihya, beliau berwudlu, kemudian shalat sunnah, kemudian istikharah terlebih dahulu. Pasca itu, sepertinya beliau dibimbing Nabi dalam mimpi, ataupun melalui peristiwa lain. Misalnya, setelah itu, hadis yang ditulis itu dicium, apakah baunya wamgi atau tidak? Kalau baunya wangi, ini berarti benar-benar dari nabi. Kalau tidak wangi beliu tinggalkan hadits itu, tidak dimasukkan dalam kehebatan para ulama salaf. Mengapa di pesantren kitab-kitab para ulama salaf masih kita kaji. Apa maksud dari kitab ulama salaf itu? Yaitu kitab-kitab yang dibikin oleh para ulama yang tulus, bersih, jujur, wira’i, dan hanya berharap ridha dari Allah. Bukan untuk mendapat ganti cetak royalti yang melebihi harga cetaknya. Beliau-beliau menulis bukan karena uang, ketenaran, jabatan atau yang lainnya, tapi karena mengharap Ridla Allah anda yang belajar di pesantren dan membelajari kitab karya ulama-ulama terdahulu harus bersyukur. Dan banggalah, jangan minder. Dan jangan berhenti belajar. Usahakan apa yang anda pelajari menjadi laku dan menancap dalam hati. Karena soal hatilah yang paling sulit di dunia ini. Kalau soal ilmu dunia, skill, itu mudah. Tapi soal hati ini jadi santri. Kiai Mahrus Ali, guru saya, itu ya cuma mengaji di pesantren seperti ini, tapi beliau bisa mencari solusi problem-problem kebangsaan, dan sering dengan Bung Karno dan tokoh bangsa lainnya. Mbah Hasyim Asy’ari dulu juga begitu, dengan mempelajari kitab-kitab para ulama salaf. Toh beliau mampu berkontribusi banyak untuk bangsa dan minder jadi santri. Bila perlu, pakailah identitasnya, seperti sarung dan peci misalnya. Mbah Mahrus Ali dulu pakai sarung, tak pernah pakai celana. Toh beliau diterima oleh segenap tokoh bangsa. Pula Kiai Hasyim Asy’ari, yang oleh Jepang dianggap Bapak Umat Islam Indonesia, kemana-mana sering pakai sarung. Dan beliau-beliau mampu menjadi rujukan persolan agama, bangsa dan para kiai hari ini juga sebenarnya bukan tidak mengerti persoalan bangsa. Hanya karena memang ada yang sementara diam. Karena memang, dari kitab ulama salaf yang diajarkan di pesantren itu, bisa untuk apa-apa. Maka, banggalah jadi santri. Jangan pernah merasa minder. Nanti bangsa dan negara ini akan butuh kalian. Butuh orang-orang yang jujur dan bisa lihat, bagaimana kondisi negara ini hancur ditangan orang terdidik. BLBI belum selesai, ada Century. Century belum selesai, ada lagi dan lagi. Terus begitu, saking ruwetnya. Mereka tak akan kuat terus menerus seperti itu. Masalah belum ketemu solusi, sudah masalah lagi. Ini persoalan utama ada pada dalam beberapa tahun kedepan, bangsa dan negara akan butuh kalian, butuh orang orang yang jujur, bisa dipercaya. Orang-orang akan datang ke kita, ketika ketidakjujuran dan saling-tipu sudah membabi buta ilmu sampai kedalam hati. Meski kelak kamu jadi apa saja, dan melanglangbuana ke Eropa misalnya, hati kalian masih berpijak pada pesantren ini, memegang apa yang diajarkan para kiai dan ulama jangan lupa, untuk senantiasa shalat di awal waktu, dan lebih-lebih dilakukan secara berjamaah. Jika sudah beristri kelak, jadilah imam istri kalian dalam shalat berjamaah. Jika anda sekalian memenuhi kewajiban kalian, Insya Allah nanti Allah sendiri yang menata kita ini malu. Bahkan, Ibnu Athaillah sendiri heran kenapa untuk disuruh masuk surga saja harus “dipaksakan”. Ini kan mengherankan. Coba saja shalat subuh berjamaah, misalnya, itu jelas sangat utama, jalan menuju syurga, tapi sulit orang menjalankannya. Padahal itu jalan menuju kebahagiaan. Hal-hal yang wajib, lebih-lebih yang sunnah, itu kan dari Allah agar kita menuju ke kebahagiaan, tapi seringkali sulit orang mudah-mudahan ini semua bermanfaat untuk kita semua. Amin Allahumma Amin.***Nasihat-nasihat itu, kurekam dalam kepala. Kuolah dengan penangkapanku, kemudian kusarikan dalam tulisan ini dengan caraku sendiri, yang jelas tak persis seluruhnya. Kuambil yang ingat-ingat saja, kutambahkan dan kurangi apa yang menurutku membantu pemahaman. Nasehati itu disampaikan oleh sang kiai sepuh ketika mengisi ceramah pada khataman Kitab Ihya dan Al-Hikam. Meski hanya sebentar, nasehat Kiai Sepuh itu begitu bermakna, dan mengingatkan kembali nilai-nilai islami dan kemudian, kiai sepuh itu adalah almarhum KH. Abdul Aziz Mansyur, Pimpinan Pesantren Paculgowang. Mbah Aziz, begitu beliau bisa disapa, kemudian banyak menelurkan dan menyunting buku. Bahkan beliau menjadi pimpinan tertinggi Ketua Dewan Syuro PKB, dikenal kealimannya, serta menjadi tokoh nasional. Beliau bercerita semasa nyanti di Pesantren Lirboyo, Kediri. Dan ceramah itu, ditayangkan di TV9 malam jumat 28/12 lalu. Untuk beliau, al-Faatihah. Ahmad Naufa

Halini seperti yang dikatakan Gus Nadirsyah Hosen tentang 'Kyai Goggle'. Bahwa orang yang menuntut ilmu melalui gawainya cenderung mencari topik-topik yang penting saja, atau doa-doa yang diinginkan. Berbeda dengan santri dulu yang harus belajar bertahun-tahun untuk menerima suatu wirid, atau doa tertentu dari kyai.

Boarding school is an Islamic institution that has a noble goal, that is to educate the community in which is called santri, so that it becomes a human being beneficial to himself more for the outside community. To be a students who hope to be able to be useful in the midst of society, for that institution of boarding schools create a variety of programs and education either in the form of character education and formal education in order to adapt themselves With the demands of the epoch but still on the line of provisions taught his religion that is Islam. In a boarding school certainly has leaders who lead the entire students therein, as the caretaker as well as the main leader of boarding school is a major role in realizing the vision and mission of boarding schools, because only the top The entire activity will method used in this study is a qualitative method in which the source of results is obtained from interviews with predetermined sources. The results of the study prove that the role of the kyai is very urgent for the life of the boarding school community in it,because the kyai is the leader of the boarding school. In realizing a common goal in educating and shaping the character of santri as needed in the midst of society, of course there are several obstacles. However, this is still a reasonable limit and is handled jointly by the kyai together with the administrators of the Salafiyah Dawuhan Islamic boarding school. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, Juli 2019 p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 193 PERAN KEPEMIMPINAN KYAI DALAM MENDIDIK DAN MEMBENTUK KARAKTER SANTRI YANG SIAP MENGABDI KEPADA MASYARAKAT Mia Kurniati miakurniati62 Miftahus Surur Ahmad Hafas Rasyidi STKIP PGRI Situbondo Abstract Boarding school is an Islamic institution that has a noble goal, that is to educate the community in which is called santri, so that it becomes a human being beneficial to himself more for the outside community. To be a students who hope to be able to be useful in the midst of society, for that institution of boarding schools create a variety of programs and education either in the form of character education and formal education in order to adapt themselves With the demands of the epoch but still on the line of provisions taught his religion that is Islam. In a boarding school certainly has leaders who lead the entire students therein, as the caretaker as well as the main leader of boarding school is a major role in realizing the vision and mission of boarding schools, because only the top The entire activity will method used in this study is a qualitative method in which the source of results is obtained from interviews with predetermined sources. The results of the study prove that the role of the kyai is very urgent for the life of the boarding school community in it,because the kyai is the leader of the boarding school. In realizing a common goal in educating and shaping the character of santri as needed in the midst of society, of course there are several obstacles. However, this is still a reasonable limit and is handled jointly by the kyai together with the administrators of the Salafiyah Dawuhan Islamic boarding school. ABSTRAK Pondok pesantren merupakan lembaga islam yang memiliki tujuan yang mulia, yakni mendidik masyarakat di dalamnya yang mana disini disebut santri, agar menjadi insan yang bermanfaat bagi dirinya lebih-lebih bagi masyarakat luar. Untuk menjadi santri yang diharap kelak akan mampu berguna ditengah-tengah masyarakat, untuk itu lembaga pondok pesantren menciptakan berbagai macam program dan pendidikan baik berupa pendidikan karakter maupun pendidikan formal agar dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan jaman namun tetap pada garis ketentuan yang diajarkan agamanya yaitu agama islam. Dalam sebuah pondok pesantren tentu memiliki pemimpin yang memimpin seluruh santri didalamnya, kyai sebagai pengasuh sekaligus pemimpin utama pondok pesantren merupakan peran utama dalam mewujudkan visi dan misi pondok pesantren, karena hanya atas intruksinyalah seluruh kegiatan akan berjalan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif yang mana sumber hasil didapat dari hasil wawancara ke narasumber yang sudah ditentukan. Hasil penelitian membuktikan bahwasanya peran kyai begitu sangat urgen bagi kehidupan masyarakat pondok pesantren didalamnya, karena kyai merupakan pemimpin pesantren. Di dalam mewujudkan sebuah tujuan bersama dalam mendidik dan membentuk karakter santri sesuai yang dibutuhkan ditengah masyarakat, tentu terdapat beberapa hambatan-hambatan. Namun hal demikian masih merupakan batas wajar dan ditangani bersama oleh kyai bersama para pengurus pondok pesantren Salafiyah Dawuhan. Kata Kunci Pesantren, Kyai, Santri, Membentu dan Mendidik, karakter santri, Mengabdi Kepada Masyarakat. Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, Juli 2019 p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 194 Pendahuluan Di Era Globalisasi sekarang ini sering kita jumpai penyimpangan-penyimpangan perilaku seperti mabuk-mabukan, perampokan, pemerkosaan dan penyimpangan lainnya dari berbagai kalangan terutama anak muda, hal demikian kemungkinan dikarenakan oleh beberapa faktor seperti kurangnya perhatian orangtua, dan hal yang paling utama tentunya kurangnya pemahaman tentang etika dan agama. Kenyataan itu sering meresahkan bagi masyarakat sekitar, melihat betapa banyaknya anak muda yang tidak bisa lagi diandalkan dalam membentuk masyarakat yang harmonis lebih-lebih masa depan kalangan kelompok masyarakat. Masyarakat yang mengharap anak muda dapat menjadi Agen Of Change di masa mendatang seakan Buchori 1990 pada jurnal Agung Prasetyo, 2017 mengemukakan bahwa Perkembangan tekonologi dan informasi dapat mengubah pola pikir, tingkah laku, danpola halnya dengan globalisasi yang semakin marak dan menjadi tranding topik di telinga masyarakat Indonesia secara umum sekarang ini. Hal demikian sangat jelas bahwa ilmu pengetahuan tentang agama sangat dibutuhkan, Sebagai unit yang independen, maka bagi penganutnya, agama mempunyai kemungkinan yang tinggi untuk menentukan pola prilaku manusia dan bentuk struktur social, dengan demikian ajaran agama aspek kultural dari agama mempunyai potensi untuk mendorong atau bahkan menahan proses perubahan sosial dimana dalam agama Islam yang strategis untuk melakukan hal itu adalah ulama dan pendidikan pesantren Margono, 2011 Pesantren adalah pusat-pusat pendidikan di Jawa dan Madura yang dikenal dengan istilah pondok. Lebih lanjut lagi, Dhofier mengatakan bahwa pondok barangkali berasal dari kata Arab funduq, yang berarti hotel atau asrama. Hal ini tentu bisa saja benar dikarenakan Pondok pesantren merupakan tempat pendidikan yang menekankan anak didiknya untuk menetap di dengan hal ini, jika dibandingkan dengan lembaga pendidikan formal, pondok pesantren dipandang mampu untuk membentuk peserta didik santri untuk hidup mandiri. Sistem asrama pada kehidupan pondok pesantren dianggap mampu mendorong karakteristik para peserta didik agar mampu memenuhi dan menjalani tugas kehidupan sehari-hari dengan mandiri Sanusi, 2012. Namun hal demikian tidaklah luput dari peran kepemimpinan seorang kyai selaku pengasuh atau objek utama dalam mengendalikan segala ketentuan yang berlaku di dalam pesantren. Di dalam pesantren juga para santri akan diajarkan ilmu karakter, yang mana sesuai yang dikutip oleh Lestari & Yusmiono, 2018 Menurut Renata dalam Lestari & Yusmiono, 2018 pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad, serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nlai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, Juli 2019 p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 195 sesama manusia, lingkungan, maupun bangsa, sehingga akan terwujud insan kamil. Oleh sebab itu, pesantren merupakan sarana lengkap bagi para pemuda pemudi dalam menanamkan karakter yang baik dalam diri santri sejak dini, tentu hal tersebut tak luput dari peran kepemimpinan seorang kyai selaku pusat ilmu pagi para segenap Ustad di dalam pondok pesantren. Para pemimpin pesantren atau dengan kata lain seperti pengasuh pondok pesantren, yaitu Kyai dan nyai adalah tokoh utama dalam proses ini. Transimisi ilmu yang dilakukan oleh seorang Kyai dan nyai berlangsung secara monolog, mengingat posisi tradisional mereka sebagai pemegang otoritas keagamaan. Oleh karena itu, transmisi keilmuan yang berlangsung di pesantren lebih bersifat dogmatis dan ideologis menurut Ema dalam jurnal Hartono, 2016. Keberadaan Kyai dan pesantren merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena figur Kyai sangatlah dominan dalam menentukan segala kebijakan, pengelolaan dan pengembangan pondok pesantren. Kyai dengan karismanya dan kemampuan dapat mengolah pondok pesantren dengan baik sebagai pionir pendidikan Islam di Indonesia. Sebagaimana pada umumnya, Kyai di samping sebagai pemimpin pesantren juga sekaligus sebagai pemilik. Sebagai pemilik, tentu saja semua kebijakan perkembangan baik fisik maupun non fisik pesantren bersumber dari Kyai. Peran Kyai yang sedemikian signifikan ini menjadi ciri pondok pesantren itu sendiri. Kyai, identik dengan sebutan ulama, keduanya merupakan gelar bagi orang sholeh yang berilmu, dan memiliki kharisma, para kyai atau ulama adalah pewaris Nabi dan menjadi tauladan bagi masyarakatnya. Seorang dikatakan kyai sejati apabila zahid, arif, mendalami ilmu-ilmu syariat dan memahami masalah ummat terutama yang selalu ia terapkan kepada santr-santrinya. An’im, 2010 Santri sebagai masyarakat di dalam lingkungan pesantren memiliki latar belakang yang berbeda-beda, sama seperti kebanyak karakter orang diluar pesntren yang beragam. untuk itu, tak mudah menyesuaikan diri dengan peraturan yang berlaku di dalam pondok pesantren, disinilah peran seorang kyai yang paling utama dalam mengatasi hal yang demikian. Berusaha Menyelaraskan karakter masing-masing santri tentu bukan hal yang mudah untuk diatasi oleh seorang kyai, namun hal demikian tentu saling bekerja sama dengan para jajaran kepengurusan yang sudah dibentuk di pondok pesantren. Kajian Teori 1. Pesantrenmerupakan lembaga pendidikan islam tertua di indonesia, para alumni yang lulus dari pondok pesantren telah banyak kita temui di tengah-tengah masyarakat luas dengan kinerjanya yang memuaskan, Pesantren juga merupakan lembaga pendidikan yang unik, tidak saja karena keberadaannya yang sudah Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, Juli 2019 p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 196 sangat lama, tetapi juga karena kultur, metode, dan jaringan yang diterapkan oleh lembaga tersebut. 2. Kyai identik dengan sebutan ulama, kyai Pengasuh mempunyai peranan tertinggi dalam sebuah kegiatan pesantren dan kyai juga tidak hanya fokus dalam kegiatan di pesantren, namun kyai juga menjadi tokoh agama sekaligus tokoh suri tauladan yang baik di masyarakat dan lingkungannya. Kyai adalah figur dengan kapasitas pribadi yang sarat dengan bobot kualitatif, bobot kualitatif inilah yang menjadikan sosok. Peran kyai dalam lembaga pendidikan di pesantren tidak hanya sebagai pengasuh yang mendirikan lembaga pendidikan pondok pesantren atau pemilik pesantren, namun kyai juga yang mengatur proses belajar mengajar para santri, dan kyai juga sebagai penjaga serta pembimbing moral ummat/masyarakat. 3. Santri merupakan masyarakat yang menghuni pondok pesantren dengan tujuan menuntut ilmu dalam jangka waktu yang tak terbatas. selama ia menuntut ilmu di dalam pondok pesantren, selama itu pula gelarnya menjadi santri dan harus patuh kepada peraturan yang ditentukan oleh pengasuh pondok pesantren yang dalam hal ini ialah kyai. Ilmu yang sudah didapat di pondok pesantren diharapkan mampu bermanfaat di kalangan masyarakat. 4. Mengabdikan diri kepada masyarakat merupakan suatu keharusan dan kewajiban seorang santri yang sudah menuntut ilmu di dalam pondok pesantren, karena selama menuntut ilmu di dalam pondok pesantren, santri sudah dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan baik ilmu pengetahuan pendidikan maupun ilmu pengetahuan agama, sehingga santri lulusan pondok pesantren sangat tau kebutuhan masyarakat sekitar. dalam kategori ini, santri sangat bisa diandalkan dalam berbagai hal apapun. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Kualitatif, yaitu metode yang diarahkan pada latar dan individu secara holistic utuh melalui wawancara ke berbagai sumber untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang dibuat oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah pondok pesantren Salafiyah Dawuhan Situbondo - Jawa Timur. Pembahasan dan Hasil Penelitian 1. Sejarah Pondok Pesantren Salafiyah Dawuhan Berawal dari keistiqamahan KH. Abd. Rasyid yang ikhlas dan sabar membimbing pelaksanaan pengajian rutin setiap Jum’at legi dan Jum’at kliwon, Beliau mampu melahirkan lembaga pendidikan islam, berupa Pondok Pesantren. Pengajian yang berlangsung sejak tahun 1980an hingga hari ini memiliki jama’ah yang cukup banyak dan sebarannya pun Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, Juli 2019 p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 197 bukan hanya meliputi daerah setempat, akan tetapi juga meliputi wilayah Surabaya, Madura, Bali hingga Yogyakarta. Dalam perkembangan selanjutnya, di awal tahun 2012 muncul permintaan dari para jama’ah pengajian untuk mendirikan pondok pesantren yang dapat menampung putra-putri para jama’ah dalam mempelajari ilmu agama. Maka dibangunlah asrama pondok bambu yang sangat sederhana dalam menunjang santri, 3 tiga bilik untuk santri putra dan untuk santri putri 3 tiga bilik pula. Ke enam asrama tersebut dibangun di atas tanah milik KH. Abd. Rasyid pribadi, hingga awal tahun 2015 berkat bantuan dana pemerintah dibangunlah rusunawa yang dikhususkan untuk santri putri, dengan adanya bantuan pemerintah tersebut kini santri putri memiliki bangunan asrama berlantai tiga dengan belasan ruangan, keadaan yang patut disyukuri bagi segenap warga pondok pesantren sehingga pihak pengurus pesantren tidak perlu lagi memikirkan ruang tambahan untuk santri baru yang meningkat kian pesat. Pada awal berdirinya, santri yang mondok di Pondok Pesantren ini berjumlah 11 sebelas orang, namun berkat kegigihan dan semangat para jama’ah pengajian dalam menyebarkan ajaran agama yang dipimpin oleh Rasyid sehingga dalam hitungan beberapa bulan saja jumlah santri semakin bertambah banyak, hingga sampai saat ini jumlah santri seluruhnya mencapai hampir 200 orang. 2. Kurikulum Pondok Pesantren Salafiyah Dawuhan Situbondo Kurikulum Pondok Pesantren Salafiyah Dawuhan Situbondo jawa-timur terdiri dari intrakulikuler, kokurikuler dan ekstrakulikuler. Intrakulikuler pada kurikulum pondok pesantren salafiyah dawuhan situbondo secara khusus mengajarkan materi-materi kejuruan, sedangkan Ekstrakulikuler pada kurikulum pondok pesantren salafiyah yang bersifat campuran adalah dengan mengajarkan semua bidang ilmu agama mulai dari Fikih, Hadist, Tafsir Juga tauhid yang dikemas dalam sebuah lembaga Madrasah Diniyah. Fokus penekanan kurikulum kokulikuler di pondok pesantren salafiyah dawuhan secara khusus juga menerapkan pembelajaran campuran seperti bidang ilmu alat yang meliputi ilmu Tajwid atau ilmu Al-Qur’an yang dikemas dalam Madrasut Ta’mil Qur’an, sedangkan ilmu nahwu dan ilmu saraf dikemas dalam Madrasah Amtsilati. Guna menyalurkan bakat dan minat para santri pondok pesantren salafiyah dawuhan meluncurkan beberapa kegiatan ekstrakulikuler meliputi Qori’ah, Kursus Bahasa Arab, Hadrah, Daul Musik Tradisional Kontemporer. Sebagaimana pesantren pada umumnya yang orientasi kegiatannya untuk mencetak masyarakat madani yang religious, humanis dan nasionalis, kedisiplinan menjadi prioritas Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, Juli 2019 p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 198 utama dalam pelaksanaan kegiataan apapun, tak terkecuali Pondok Pesantren Salafiyah Dawuhan Situbondo. Oleh karenanya, Waktu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran di dalam pondok pesantren salafiyah dawuhan dimulai selepas melaksanakan sholat subuh hingga pukul 2200 WIB kecuali terdapat kegiatan-kegiatan khusus. Dalam kurikulumnya, kyai menitik beratkan pada satu kegiatan tambahan yang sangat dianjurkan kepada santri untuk selalu mengadakan Istghosah setiap malam. Oleh kyai, kegiatan istighosah yang diwajibkan kepada seluruh santri yang dilakukan setiap malam agar supaya santri dapat menutup kegiatan yang terbilang sangat padat dengan mengingat dan menyatu dengan Allah SWT. yang mana dalam artiannya, santri dilatih untuk menutup kegiatannya dengan bertawassul kepada Allah SWT dikarenakan santri sudah memulai kegitan dengan melaksanakan kewajiban sholat subuh. Selain itu juga, kyai dalam menurunkan perintah istighosah tersebut agar santri selalu mendoakan kedua orang tuanya supaya dilancarkan rezekinya, kedua orang tua yang berusaha keras demi membiayai anaknya yang mencari ilmu di pondok pesantren. Selain melancarkan rezeki, melakukan istighosah secara rutin dan istiqomah tentu mendatangkan banyak manfaat baik lahirian maupu batiniah bagi para pengamalnya. Adapun tujuan Istighotsah menurut Ash-Shiddiqy di dalam bukunya yang berjudul Pedoman Dzikir dan doa yang dikutip oleh Ade Saputra, 2018 dalam jurnnalnya yaitu sebagai alat mendekatkan dan menyandarkan diri kepada Allah. Orang yang berdzikir mengingat Allah senantiasa merasa dekat dengan-Nya dan Allah bersamanya. Kebersamaan ini bersifat khusus, bukan kebersamaan karena bersanding, tetapi kebersamaan karena kedekatan, cinta, pertolongan dan taufiq. Selain pemaparan tujuan istighosah diatas, tujuan istighosah juga dipaparkan oleh Syafii Mufid, 1985 yakni di dalam Istighotsah tekandung usaha- usaha pemuasan dan kerelaan dan kesadaran yang sejati. Dalam kontek yang semacam ini dapat diketahui bahwa Istighotsah bertujuan sebagai berikut a. Sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. b. Sebagai sarana menambah rasa iman, pengabdian dan kematangan cita- cita hidup. c. Sebagai sarana pengendalian diri, pengendalian nafsu yang sering menjadi penyebab kejahatan. 3. Analisis Data Tentang Peran Kyai Sebagai Pengasuh Dalam Mendidik Dan Membentuk Karakter Santri Salafiyah Dawuhan Agar Mampu Mengabdi Kepada Masyarakat Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, Juli 2019 p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 199 Sosok peran kyai dalam sebuah pondok pesantren tentunya memiliki posisi yang sangat urgent, mengingat bahwa kyai sebagai pengasuh yang mana santrinya terpaku teguh pada perintah sang kyai yang mana telah banyak kita saksikan di media-media tentang gambaran seorang santri terhadap gurunya, sehingga disitulah perlu diteliti tentang betapa pentingnya peran seorang kyai. Dalam usahanya mendidik santri dan membentuk karakter mulia yang diharap kelak mampu mengamalkan ilmunya kepada masyarakat, kyai tentu memiliki strategi tersendiri, setelah dilihat dari hasil wawancara bersama pengasuh yang dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 06 Juli 2019, disini dapat kami simpulkan bahwa kyai tidak muluk-muluk dalam membuat srategi yang menekankan pada sikap karakter seorang santri, hal demikian dapat kita baca melalui hasil wawancara bersama pengasuh pondok pesantren islam Salafiyah Dawuhan Situbondo “untuk strategi mendidik dan membentuk karakter santri, disini saya lebih memfokuskan kepada bagaimana menanamkan ketaatan pribadi santri. Sebab allah lebih menyukai hambanya yang taat dari pada hambanya yang pintar, karna orang pintar belum tentu taat, namun dengan ketaatan, seorang hamba begitu dengan mudanya akan dipintarkan oleh allah. Dalam memimpin santri, saya mengajarkan mereka tentang ajaran Ki Hajar Dewantara yang berbunyi ing ngarso sung tulodo, ing madyombangun karso, Tut wuri handayani” Pada penjelasan diatas, KH. Abd Rasyid sudah menjelaskan bagaimana beliau berusaha menanamkan ketaatan kepada santri, sebab betapa mulianya kedudukan seseorang yang taat bagi allah SWT. Dengan ketaatan, manusia sangat mudah memperoleh kepintaran dengan sendirinya. Kemudian selain mengutamakan ajaran ketaatan kepada para santrinya, kyai juga mengamalkan ajaran Ki Hajar Dewantara yakni ing ngarso sung tulod artinya Ing ngarso itu didepan / dimuka, Sun berasal dari kata Ingsun yang artinya saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sung Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi orang – orang disekitarnya. Sehingga yang harus dipegang teguh oleh seseorang adalah kata suri tauladan. Sedangkan Ing Madyo Mbangun Karso, Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi makna dari kata itu adalah seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Karena itu seseorang juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungannya dengan menciptakan suasana yang lebih kodusif untuk keamanan dan kenyamanan. Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, Juli 2019 p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 200 Demikian pula dengan kata Tut Wuri Handayani, Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini sangat dibutuhkan oleh orang – orang disekitar kita menumbuhkan motivasi dan semangat Suparti, 2013. Jadi secara tersirat kyai mengajarkan kepada santrinya supaya kelak setelah lulus dari pondok pesantren diharapkan dapat memberi contoh figur yang baik dan disamping menjadi suri tauladan atau panutan, tetapi juga harus mampu menggugah semangat dan memberikan dorongan moral dari belakang agar orang – orang disekitarnya dapat merasa situasi yang baik dan bersahabat . kata beliau lagi “Selain itu, saya berusaha mengajari mereka dengan memberi contoh yang baik juga memberi mereka semangat. Dalam mendidik dan mengajari para jamaah dan santri saya dalam menanamkan pohon-pohon ilmu pada pribadinya masing-masing agar supaya dalam setiap ucapan dan perbuatannya mengeluarkan ilmu. Sesuai dengan hadist Rasulallah SAW Al imamu uryana walibasutat wajihatul haya yang artinya iman itu telanjang, bajunya adalah ketakwaan, dan perhiasannya adalah nahwu. Dan untuk menjadi takwa, manusia tdak bisa mencapainya tanpa imbingan seorang guru, sebab ketakwaan masalah rasa, jadi perlu untuk dibiming oleh seorang guru” Dan penjelasan terakhir diatas sudah terlihat jelas tentang betapa beliau sangat mencontoh sikap Rasulullah dalam mendidik umatnya yakni memberi contoh langsung melalui perbuatan yang dermawan dan ketegasan beliau, hal demikian juga betapa kyai menanamkan pemahaman kepada santri tentang pentingnya sebuah ketakwaan. Didalam jurnalnya Sulaiman, 2016 memaparkan tentang keteladanan yang mana Kecenderungan mencontoh itu sangat besar pengaruhnya pada anak-anak, sehingga sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan. Sesuatu yang dicontoh, ditiru, atau diteladani itu mungkin yang bersifat baik dan mungkin pula bernilai keburukan. Untuk itu bagi umat Islam, keteladanan yang paling baik dan utama, terdapat di dalam diri dan pribadi Rasulullah Muhammad SAW sebagaimana firman Allah SWT Artinya “sesunngguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik” Dalam proses pendidikan berarti setiap pendidik harus berusaha menjadi teladan yang baik bagi anak didiknya. Dengan keteladanan itu diharapkan anak didik akan mencontoh segala sesuatu yang baik di dalam perkataan maupun perbuatan pendidiknya. Pada dasarnya, adanyapondok pesantren bukan semata-mata lembaga pendidikan yang mengajarkan, mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam, melainkan juga Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, Juli 2019 p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 201 lembaga kemasyarakatan yang memiliki fungsi amal terhadap masyarakat serta hubungan tata nilai dengan kultur masyarakat,khususnyayang ada dalam lingkungan pengaruhnya. Idealnya,pesantren bukan hanya lembaga yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan bagi para santrinya,namun bisa mengayomi masyarakat sekitarnya serta menggerakkan roda-roda perekonomian masyarakat sekitarnya, hal tersebut dipaparkan jelas oleh Dawam Rahardjo dan Rahim dalam kutipan naskah R. Ibrahim, 2016. Kesimpulan 1. Peran kyai Dalam pembentukan karakter santri Salafiyah Dawuhan Kyai memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter santri, mulai dari menetapkan peraturan yang berlaku di pesantren hingga turun langsung ke lapangan memberi pengarahan baik yang mana keseluruhannya dapat dilaksanakan dengan baik oleh para santri. 2. Peran kyai sebagai orang tua terhadap santri Salafiyah Dawuhan Pesantren merupakan asrama bagi santri yang mencari ilmu diwajibbkan bermukin di pesantren, sehingga diasrama tersebut santri secara 24 jam terus berada dilingkungan pesantren, disitulah peran kyai sebagai orang tua bagi santri sangat dibutuhkan. Kyai yang berperan sebagai orang tua tak pernah luput dalam memberikan perhatian kepada segenap santri, Yang mana selain pengurus pesantren kyai juga ikut andil dalam pembentukan karakter pesantren, kyai memberi pengarahan langsung atau tidak langsung dengan melalui pengurus pesantren. 3. Peran pengurus pesantren sebagai penerima mandat kyai dalam pembentukan karakter santri Salafiyah Dawuhan Didalam pondok pesantren, kepengurusan juga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter santri, hal demikian sangat jelas ketika kyai mengamanahkan kepada para pengurus agar para santri benar-benar dididik dengan baik sesuai dengan peraturan dan ketetapan yang disahkan oleh kyai sebagai pengasuh pesantren Salafiyah Dawuhan. Kemudian setelah mendapatkan amanah dari kyai, ketua pengurus mengerahkan seluruh anggota kepengurusan untuk melaksanakan amanah kyai tersebut. 4. Hambatan-hambatan dalam mendidik dan membentuk karakter santri Salafiyah Dawuhan Santri yang datang dari berbagai daerah tentu memiliki karakter dan sifat bawaan yang berbeda-beda. Sehingga hal demikian menjadi tantangan bagi para pengurus lebih-lebih Jurnal Ilmu Al Qur’an dan Hadist Volume 2, Juli 2019 p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 202 kyai sendiri sebagai pengasuh, namun dengan pengawasan dan pelayanan langsung dri para pengurus dapat mengurangi sifat-sifat yang kurang baik bagi santri. Kenakalan-kenakalan yang sering terjadi di pesantren masihlah diatas batas kenakalan-kenakalan remaja pada umumnya, sehingga tidak butuh waktu lama untuk mengajarkan mereka tentang tata karma dan ilmu-ilmu keislaman. Daftar Pustaka Ade Saputra, M. 2018. Pengaruh kegiatan istighosah terhadap kecerdasan spiritual siswa di sman 1 pacet mojokerto skripsi. Agung Prasetyo, D. 2017. Pentingnya Pendidikan Kewarganegraan Untuk Mempersiapkan Diri. Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 11, 191–196. An’im, A. 2010. Petuah Kyai Sepuh seri satu; B. Idhoh, ed.. Hartono, R. 2016. Pola Komunikasi di Pesantren Studi tentang Model Komunikasi antara Kiai , Ustadz , dan Santri di Pondok Pesantren TMI Al-Amien Prenduan. 5704. Latif, D. 1983. Kedudukan dan Kekuasaan Peradilan Agama di Indonesia. Jakarta. Lestari, N. D., & Yusmiono, B. A. 2018. Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2018. Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi Pendidikan, 31, 114–125. Margono, H. H. 2011. KH . Hasyim Asy ’ ari dan Nahdlatul Ulama Perkembangan Awal dan Kontemporer. 263. Sanusi, U. 2012. manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan . Oleh. 102, 123–139. Sulaiman, M. 2016. MENDIDIK DENGAN TAULADAN. 111, 104–122. Suparti, W. 2013. IMPLEMENTASI TRILOGI KI HAJAR DEWANTARA DALAM KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SMA TAMAN MADYA IBU PAWIYATAN YOGYAKARTA. 2SGEM2016 Conference Proceedings, ISBN 978-619-7105-16-2 / ISSN 1314-2704, 1–39. Syafii Mufid, A. 1985. Zikir Sebagai Pembinaan Kesejahteraan Jiwa. Surabaya Bina Ilmu. ... Santri are people who live in Islamic boarding schools with the aim of studying without limits. Serving the community is the obligation of students who study both education and religious knowledge at an Islamic boarding school, so that students can be relied upon in any number of matters in society because they know the needs of the surrounding community Kurniati, 2019. Santri including mustahik zakat from the fi sabilillah group. ...Lia KusumaningM. Nurul QomarThis study aims to analyse the effectiveness of the distribution of ZIS funds to the santri scholarship program at LAZISNU Kudus Regency. The purposes of this study are 1 to find out the implementation of the distribution of ZIS funds in the student scholarship program at LAZISNU Kudus Regency, 2 to determine the effectiveness of the distribution of ZIS funds to the student scholarship program at LAZISNU Kudus Regency, 3 to determine the supporting and inhibiting factors in the distribution of ZIS funds to the student scholarship program at LAZISNU Kudus Regency. The results of this study indicate that First, LAZISNU Kudus Regency in distributing various programs, one of which is the santri scholarship program, implements a number of management functions consisting of planning, organizing, implementing and distributing. Second, the student scholarship program at LAZISNU Kudus Regency has been effective, seen from the indicators of effectiveness, namely 1 right on target in distributing ZIS funds to mustahik who come from underprivileged families. 2 provide encouragement to the mustahik in the field of education. 3 improve the quality of academic and non-academic achievements of mustahik. Third, the supporting factor is the cohesiveness between the administrators, the existence of cooperation with NU in Kudus Regency and Islamic boarding school foundations. The inhibiting factors are the problem of low human resources, the allocation of ZIS funds has not been productive, the lack of zakat funds, and some people are reluctant to distribute zakat to IhsanA. UmarThis study aims to describe the role of kyai in creating the religious culture of the santri. How the socialization patterns that exist in an educational institution especially pesantren Islamic boarding school can shape the religious culture of the santri, is the main concern of this study. Madrasah Qudsiyyah, one of the Islamic education institutions based on pesantren in Kudus Regency, Central Java, is the object of this study. With a qualitative approach, the data were collected through participant observation and in-depth interviews. They were then analyzed using the theoretical framework of the sociology of knowledge of Peter L. Berger and Thomas Luckman. The results of this study revealed that kyai including ustadz has a central role in shaping the character and religious culture of the santri. Kyai, apart from being an educator, also acts as a guide, uswah hasanah, and guide of the santri. With this role, kyai becomes a kind of role model for santri in terms of the spiritual, moral, intellectual, and social life. From a long time daily interaction process between kyai and santri in the pesantren, finally it becomes habitus in shaping the mindset, character, and religious culture of the santri. Wiwik SetiyaniTraditional authority is still the main reference as represented by the Kiai Kampung. Intense communication with the community and moral superiority and examples in solving various community problems are parts of how the Kiai Kampungs hold, maintain, and exercise their traditional authority. This article seeks to explain the authority of the Kiai Kampungs in Ngawi East Java and their role in developing and socially constructing local Islam in Java. The method used refers to historical-sociological studies with a phenomenological approach. This study reveales that the Kiai Kampungs have socially constructed local Islam based on the results of their thought and study authoritatively. Local Islam is a manifestation of an Islamic development model that accommodates local wisdom. Kiai Kampungs are referred to as "charismatic leaders" who have remarkable power to socially determine local Islam in the Kiai's perspective. In certain degree of analysis, the role of the Kiai Kampung indirectly has the potential to color the growth and development of global Arofah Hari CahyadiThe development plan of the Islamic Boarding School in the middle of the times it is not impossible to do. As the oldest educational institutions in Indonesia, Islamic Boarding School is an educational institution that is civilized. The development of Islamic boarding school can be done through two aspects; boarding school as an educational unit and boarding school as a place of education units. Islamic Boarding School as an educational unit in the form of Muaddalah Islamic Boarding School while boarding school as a place of education unit is a main unit of doing other educational institutions. Development of the Islamic Boarding School can also be developed through the role of Islamic Boarding Schools that do not merely act as an educational institution, but also serves as a social institutions and economic institutions of pesantren Salafiyah Dawuhan situbondoBurohBuroh 2017. Profil pesantren Salafiyah Dawuhan situbondo 5, Budaya Patron Klien dalam PesantrenE SetiawanSetiawan, E. 2012. Eksistensi Budaya Patron Klien dalam Pesantren 13, kegiatan istighosah terhadap kecerdasan spiritual siswa di sman 1 pacet mojokerto skripsiDaftar Pustaka AdeM SaputraDaftar Pustaka Ade Saputra, M. 2018. Pengaruh kegiatan istighosah terhadap kecerdasan spiritual siswa di sman 1 pacet mojokerto Pendidikan Kewarganegraan Untuk Mempersiapkan DiriAgung PrasetyoAgung Prasetyo, D. 2017. Pentingnya Pendidikan Kewarganegraan Untuk Mempersiapkan Diri. Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 11, dan Kekuasaan Peradilan Agama di IndonesiaD LatifLatif, D. 1983. Kedudukan dan Kekuasaan Peradilan Agama di Indonesia. D LestariB A YusmionoLestari, N. D., & Yusmiono, B. A. 2018. Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan Volume 3, No. 1, Januari-Juni 2018. Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi Pendidikan, 31, . Hasyim Asy ' ari dan Nahdlatul Ulama Perkembangan Awal dan KontemporerH H MargonoMargono, H. H. 2011. KH. Hasyim Asy ' ari dan Nahdlatul Ulama Perkembangan Awal dan Kontemporer. 263.manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikanU SanusiSanusi, U. 2012. manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan . Oleh. 102, SulaimanSulaiman, M. 2016. MENDIDIK DENGAN TAULADAN. 111, 104-122.
PzDzMU.
  • imdx178v5f.pages.dev/123
  • imdx178v5f.pages.dev/168
  • imdx178v5f.pages.dev/340
  • imdx178v5f.pages.dev/24
  • imdx178v5f.pages.dev/73
  • imdx178v5f.pages.dev/268
  • imdx178v5f.pages.dev/160
  • imdx178v5f.pages.dev/80
  • imdx178v5f.pages.dev/42
  • doa santri untuk kyai